Bangunan Kios Pasar Induk Pekanbaru ‘Lengket’ ke Aspal, Warga RW 11 Sidomulyo Barat Protes dan Pasang Spanduk Tengah Malam

Pekanbaru, Riau72 Dilihat

PEKANBARU – Pembangunan Pasar Induk Pekanbaru yang berada di Jalan Soekarno Hatta mendapat penolakan dari warga RW 11 Kelurahan Sidomulyo Barat, Tampan. Warga memprotes karena bangunan kios tidak menyisakan bahu jalan dan drainase karena dinding kios langsung ‘’lengket’’ ke tepi jalan aspal.

banner 300x250

Sebagai bentuk protes, seratusan warga RW 11, Senin (10/2/2020) malam, sekitar pukul 20.30 WIB memasang spanduk penolakan di dinding kios yang sedang dibangun. Mereka meminta pihak pelaksana membongkar kios yang sudah dibangun tersebut.

Dalam aksinya, menempelkan spanduk tepat di dinding kios yang mengarah ke Komplek Taman Arengka Indah. Spanduk tersebut bertuliskan ‘’Kami Warga RW 11 Kelurahan Sidomulyo Barat Tampan Pekanbaru, Menolak Pembangunan Kios Pasar Induk yang sepadan dengan Jalan Baru’’.

Sementara itu, Ketua RW 11, Firdaus saat dimintai tanggapannya mengatakan, sebenarnya warga sudah lama meminta pembangunan dilakukan sesuai prosedur.

“Kita sudah meminta secara resmi dan tertulis, jauh sebelum pembangunan pasar dimulai. Surat resmi yang dilampiri tandatangan warga sudah dikirim ke pemerintah dalam hal ini walikota dan Disperindag. Juga ke Komisi 1 DPRD Kota periode kemarin, dan PT Agung Rafa Bonai sendiri selaku pengembang. Bahkan lurah juga sudah turun bersama Komisi I dan IV DPDRD Kota, Dinas PUPR dan Disperindag. bahkan DPDR Kota kemarin juga sudah merekomendasikan agar pembangunan dihentikan dulu. Tapi sampai hari ini tak diindahkan pengembang dan pembangunan jalan terus,’’ kata Firdaus.

‘’Karena itu warga akhirnya memilih protes dengan cara seperti ini,” tambah Firdaus lagi.

Sementara itu, Seto Biantoro Ketua RT 1 mengatakan bahwa protes menempelkan spanduk ini murni gerakan warga. “Kami sebagai perangkat berkewajiban mengawal warga agar tak terjadi hal-hal yang tak diinginkan. Makanya kami juga mengerahkan para ketua pemuda dari tujuh RT yang ada,” kata Seto.

Iwan (45), salah seorang warga mengatakan bahwa akibat pembangunan tembok kios tersebut, Jalan Baru yang menjadi jalan lintas utama di RW 11 menuju jalan Soekarno-Hatta menerima limpahan air apabila hujan.

“Lama-lama aspal jalan bisa rusak. Padahal dulu sebelum dibangun ada drainase di bahu jalan,” kata Iwan.