Ke Kampar, Gubri Syamsuar dan Kapolda Riau Disambut Acara Adat dan Makan Bejambau

Kampar, Riau116 Dilihat

KAMPAR – Gubernur Riau (Gubri) Drs H Syamsuar MSi saat melakukan kunjungan kerja (kunker) di Kabupaten Kampar, disambut dengan kesenian dan makan bejambau di Balai Adat, Kecamatan Bangkinang Kota, Kabupaten Kampar, Senin (8/4/2019).

Setibanya di Balai Adat, Syamsuar bersama Kapolda Riau Irjen Pol Widodo Eko Prihastopo disambut tari kesenian khas Kampar. Di dalam balai adat, Gubri dan Kapolda duduk paling depan, berhadapan dengan ninik mamak yang mengenakan pakaian serba hitam. Sebelum makan bajambau (makanan di dalam dulang berkaki tiga), petatah petitih atau basiacuong menghiasi perhelatan itu.

banner 300x250

Sebelum ke balai adat, paginya Irjen Pol Drs Widodo Eko Prihastopo menerima gelar adat sebagi Datuk Panglimo Sutan Dirajo, dari Pasukuan Bendang Datuk Paduko Majo Kenegerian Air Tiris.

Sebelum makan dengan cara bejambau, datuk-datuk saling memberikan pantun meminta izin dan mengajak untuk memakan dan meminum hidangan yang sudah disediakan.

Setelah memakan hidangan yang sudah disediakan, Irjen Pol Widodo mengajak masyarakat Kabupaten Kampar untuk menjaga kedamaian dan keamanan saat Pemilu 2019 yang sudah dipenghujung waktu.

“Mari kita sama-sama menjaga situasi dan kondisi yang aman dalam mewujidkan Pemilu 2019 yang damai dan kondusif,” ungkap Irjen Pol Widodo.

Dalam silaturahmi dengan masyarakat Kampar di Bangkinang, Syamsuar mengatakan, dia sangat berterima kasih atas sambutan adat Kampar serta nasehat dari ninik mamak kepada dirinya.

“Sambutan ini sangat luar biasa dan ini merupakan kunjungan pertama saya setelah dilantik menjadi pemimpin di Riau ini. Karenanya kami mohon dukungan dari masyarakat Kampar, atas amanah yang diberikan kepada kami. Kalau salah ingatkan kami agar kami tidak salah jalan. Kami ingin menjadi pemimpin yang selamat dunia dan akhirat,” ungkap Syamsuar.

Setelah melakukan kunjungan ke sejumlah daerah, kata Syamsuar, dia menemukan banyak permasalahan yang terjadi di masyarakat, baik permasalahan ekonomi maupun infrastruktur jalan, jembatan, begitu juga dengan pendidikan.

Berkenanaan dengan pendidikan, ucap Syamsuar, persoalan berupa bangunan sangat dikeluhkan masyarakat, baik itu sekolah umum maupun sekolah agama.

“Dengan APBD Riau sebesar Rp 9 triliun rasanya tidak bisa memenuhi keinginan masyarakat tersebut, karena untuk melakukan pembangunan dan perbaikan infrastruktur kita memerlukan anggaran yang cukup besar. Oleh karena itu kita perlu dukungan dana dari APBN,” ucap Syamsuar.

Disamping permasalahan perekonomian, infra struktur, dan pendidikan, saat ini di Riau juga perlu melakukan pembangunan pertanian terutama padi dan sagu yang menjadi kebutuhan masyarakat di Riau ini. Hal ini, kata Syamsuar, harus menjadi perhatian pemerintah dalam upaya meningkatkan perekonomian masyarakat di Riau.

“Untuk itu perlunya penyusuaian program antara kabupaten/kota dengan program Pemerintah Provinsi Riau dan program Pemerintah Pusat. Sehingga kita bisa mendapat bantuan dari pusat. Jadi kita semua harus kompak demi membangun Riau lebih baik lagi,” ungkap Syamsuar.