Kinerja BNNK Kuansing di 2019, Mulai dari Rehabilitasi Hingga Desa Bersinar

Kuansing, Riau78 Dilihat

TELUKKUANTAN – Dalam kondisi keterbatasan, BNNK Kuantan Singingi (Kuansing), Riau terus berupaya meningkatkan layanan. Terutama dalam hal mengkampanyekan perang terhadap narkoba.

“Total personil kita hanya 27 orang dan kita kekurangan penyidik. Kendati demikian, BNNK Kuansing bisa menjalankan P4GN di tahun 2019 ini,” ujar Wim Jefrizal, Kepala BNNK Kuansing, Senin (23/12/2019) di kantornya.

banner 300x250

Program Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) yang dimaksud Wim meliputi pencegahan dan pemberdayaan masyarakat,rehabilitasi dan pemberantasan.

Dikatakan Wim, sepanjang 2019, Seksi Pencegahan dan Pemberdayaan Masyarakat BNNK Kuansing telah melaksanakan sebanyak 151 kegiatan. Terdiri atas 96 kegiatan yang berasal dari DIPA dan 56 kegiatan non DIPA.

“Masyarakat Kuansing yang sudah terpapar informasi P4GN ini sudah mencapai 34.465 orang dan itu sudah melebihi target kita. Berdasar BPS 2016, jumlah penduduk Kuansing sebanyak 317.935 jiwa dan target awal kita hanya 22.255 jiwa. Artinya, ini sudah melebihi target,” papar Wim.

Selain itu, BNNK Kuansing telah membentuk relawan anti narkoba sebanyak 60 orang. Mereka berasal dari berbagai kelompok. Kegiatan ini juga merupakan bagian dari advokasi pembangunan berwawasan anti narkoba.

Dijelaskan Wim, saat ini sudah ada tiga desa yang menjadi pilot project Desa Bersinar (Bersih Narkoba), yakni Seberang Taluk, Sangau dan Teratak Rendah.

“Dalam menjalankan kegiatan ini, kita membentuk dan melibatkan pegiat anti narkoba,” ujar Wim.

Dalam rangka deteksi dini penyalahgunaan narkoba di tahun 2019 ini, BNNK Kuansing telah melaksanakan tes urine terhadap 165 orang. Hasilnya, tidak satu pun yang positif.

Di sisi lain, BNNK Kuansing melakukan rehabilitasi terhadap para korban penyalahgunaan narkoba. Menurut Wim, tahun 2019 ini, BNNK Kuansing telah merehabilitasi 32 orang atau 92 persen dari target.

“Dari 32 orang tersebut, 23 residen voluntary dan 9 residen compulsary,”kata Wim.

Dari sekian banyak pencapaian itu, kegiatan pemberantasan tidak terealisasi pada tahun 2019 ini. Hal itu tidak terlepas dari kekurangan personil penyidik.

“Penyidik menjadi kendala utama kita. Minimal, harus ada tiga penyidik dan sekarang hanya saya sendiri,” kata Wim.

Karena itu, BNNK Kuansing sedang mengupayakan peningkatan SDM, terutama personil penyidik.

“Kami mengucapkan terimakasih kepada semua pihak dan instansi yang telah bersinergi, bersatu padu dalam rangka menyatakan perang terhadap narkoba. Kekompakan ini mampu menggalang seluruh kekuatan untuk mewujudkan masa depan yang bersih dari penyalahgunaan narkoba,” tutup Wim.