Pencegahan Karhutla di Riau Jadi Tanggung Jawab Bersama, Ini yang Dilakukan Unri dan RAPP

Riau46 Dilihat

PEKANBARU – Pencegahan kebakaran hutan dan lahan (Karhutla) yang melanda Provinsi Riau sudah menjadi tanggung bersama. Sehingga tidak bisa hanya mengandalkan pemerintah saja.

Menyadari tanggung jawab tersebut, Rektor Universitas Riau (Unri), Aras Mulyadi mengatakan, bahwa Unri telah melakukan berbagai upaya di bidang pendidikan sebagai bentuk untuk membantu pemerintah dalam menangani bencana karhutla.

Diantaranya dengan melakukan riset, mengedukasi masyarakat tentang dampak negatif karhutla melalui program kuliah kerja nyata (Kukerta), membentuk tim satgas peduli bencana dan memasukan kurikulum lingkungan dan konservasi ke dalam mata kuliah.

“Bahkan, Unri sudah jauh hari membentuk satgas peduli bencana. Dan juga sekarang kami telah memasukan kurikulum lingkungan dan konservasi ke dalam mata kuliah. Beberapa falkutas sudah menjalankan mata kuliah tersebut. Semoga mata kuliah ini dapat menumbuhkan kesadaran mahasiswa untuk menjaga lingkungan dan mengedukasi masyarakat yang ada di sekitarnya,” kata Aras dalam acara “Talkshow Karlahut Riau, Siapakah Dalangnya?” yang digelar oleh Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Unri di aula lantai 4 Rektorat Unri, Kamis (5/12/2019).

Dari pihak koorporasi, hadir dalam kesempatan talkshow ini, Sailal Arimi selaku Forest Protection and Conservation Manager PT RAPP. Dalam pemaparannya, Sailal mengatakan, bahwa RAPP juga memiliki sejumlah program andalan untuk mencegah karhutla, salah satunya melalui program desa bebas api yang sudah dimulai sejak tahun 2015.

“Setiap desa yang berhasil menjaga daerahnya dari api atau tidak ada kebakaran di wilayahnya, akan kami beri reward. Di sana, kami juga merekrut satu orang leader untuk menjadi penghubung antara kami dengan masyarakat tempatan. Supaya apa yang kami sampaikan, sosialisasi pencegahan karhutla tersebut dapat dipahami masyarakat,” ujarnya.

Selain itu, kata Sailal, RAPP juga memiliki program pencegahan lain yang dinilai juga efektif dengan cara menawarkan bantuan untuk membersihkan lahan masyarakat yang akan bercocok tanam.

“Kalau ada yang mau bercocok tanam. Kami akan berikan bantuan untuk membantu membersihkan lahannya tanpa bakar. Syaratnya legalitas lahannya harus jelas. Dengan begitu kami beharap tidak ada lagi masyarakat yang membakar lahan,” kata Sailal.