Serangan Jantung, Kim Jong-il Meninggal di Atas Kereta Api

SALAH satu hari paling menyedihkan bagi warga Korea Utara (Korut) terjadi enam tahun lalu atau tepatnya 17 Desember 2011. Generasi kedua Pemimpin Tertinggi, Kim Jong-il, meninggal dunia saat dalam perjalanan dengan menggunakan kereta api akibat serangan jantung.

Tidak banyak informasi mengenai sang pemimpin yang dikenal sebagai pribadi penuh teka-teki dan tertutup. Jong-il adalah generasi kedua dari Dinasti Kim yang memimpin negara setelah meninggalnya sang ayah sekaligus pendiri Korut, Kim Il-sung.

Jong-il diyakini lahir pada 1941 di dekat pangkalan militer Uni Soviet di Khabarovsk di mana Il-sung sempat bertugas. Namun, informasi pasti mengenai hari lahir sang pemimpin baru diketahui ketika Jong-il menggantikan ayahnya yang wafat pada 1994.

Melansir dari History, Minggu (17/11/2017), Kim Jong-il disebut-sebut lahir pada 16 Februari 1942 di atas puncak Gunung Paektu yang disucikan. Menurut mesin propaganda Korut, Jong-il datang ke dunia ketika sebuah bintang baru lahir yang disertai dengan dua busur pelangi di langit.

Pada 1948, Il-sung mendirikan negara baru, Republik Demokratik Rakyat Korea (DPRK), nama resmi Korea Utara, yang berpaham komunis. Sementara itu, si Kim muda lulus dari Kim Il-sung University pada 1964 dan langsung memiliki lompatan karier di Partai Pekerja Korea, partai penguasa di Korut.

Selain karier politik yang cepat menanjak, Kim Jong-il muda juga dikenal sebagai seorang playboy serta gemar menyantap makanan dan minum anggur berharga mahal. Pria berjuluk ‘Pemimpin Kesayangan’ atau ‘Dear Leader’ ini juga fanatik terhadap film.

Ia memiliki banyak koleksi film-film asing di kamar pribadinya. Saking fanatiknya, Jong-il pernah memerintahkan penculikan seorang aktris Korea Selatan (Korsel) terkenal, Choi Eun-hee, dan suaminya yang berprofesi sebagai sutradara, Shin Sang-ok. Keduanya diculik dan dipaksa membuat film dengan maksud menaikkan industri film di Korea Utara.

Ketika Jong-il mewarisi takhta, Korea Utara dihantam bencana kelaparan beruntun yang menewaskan sekira 2 juta orang pada dekade 1990. Meski rakyat menderita karena kesulitan ekonomi, Jong-il tetap memerintahkan sebagian besar dana belanja negara untuk kepentingan militer demi pengembangan senjata nuklir. Setelah lama vakum, Korut akhirnya kembali menguji rudal balistik mereka pada 2006 dan 2009.

Di bawah kekuasaan Jong-il, propaganda Korut di media semakin kencang. Sebab, semua media berada di bawah perintah langsung negara, dan masyarakat tidak begitu bebas. Bahkan, segelintir ekspatriat (orang asing) yang tinggal di Korut pada masa itu diawasi secara ketat oleh aparat negara.

Sebagaimana dengan ayahnya yang disebut Presiden Abadi, Jong-il juga menjadikan dirinya sebagai kultus di Korea Utara. Il-sung dan Jong-il saat ini dianggap sebagai jelmaan dewa dan foto-foto mereka dengan mudah ditemui di semua bangunan publik.

Jenazah Kim Jong-il lantas diawetkan dengan balsem pada 17 Desember 2011 dan dipamerkan ke publik di Istana Memorial Kumsusan di Pyongyang. Di tempat yang sama, jenazah Kim Il-sung juga diawetkan dan dipamerkan sejak meninggal pada 1994. Dinasti Kim lantas diteruskan oleh Jong-un yang merupakan putra bungsu Jong-il. Hingga naik takhta, nama Kim Jong-un tidak terlalu dikenal.

(rav)