WASHINGTON – Majalah terbitan Amerika Serikat (AS), The Diplomat, melaporkan sebuah peluru kendali (rudal) balistik milik Korea Utara (Korut) jatuh di salah satu wilayahnya sendiri saat diuji coba. Rudal tersebut gagal meluncur sesuai perkiraan tidak lama setelah diluncurkan.
Mengutip seorang pejabat AS, rudal balistik jarak menengah Hwasong-12 itu awalnya dirancang untuk terpisah di udara saat diuji coba pada 28 April 2017. Namun, rudal itu justru mendarat di Tokchon, sekira 144 kilometer (km) dari Ibu Kota Pyongyang.
Diwartakan Independent, Jumat (5/1/2018), rudal tersebut meledak saat mendarat di wilayah berpenduduk 200 ribu orang itu. Sebuah kompleks industri dilaporkan hancur akibat dampak ledakan rudal balistik tersebut.
Rudal balistik Hwasong-12 itu diketahui diluncurkan dari lapangan udara Pukchang dan sempat terbang sejauh 38 km ke arah timur laut pada ketinggian 69 km. Penyebab jatuhnya rudal diperkirakan adalah kegagalan mesin tahap pertama kurang lebih 1 menit setelah meluncur.
(Citra satelit Google Earth di Tokchon, Korea Utara. Foto: Independent)
Bahan bakar cair tersebut dapat memicu ledakan besar jika rudal gagal mengudara. Selain memberikan bukti dari data intelijen AS, fakta lainnya terlihat dari citra satelit milik Google yang menunjukkan adanya area kosong di tempat yang dulunya berdiri sebuah gedung.
Sayangnya, sulit untuk memverifikasi apakah kecelakaan tersebut menelan korban jiwa atau tidak. Sebab, Korea Utara sangat tertutup sehingga akses informasi sangat terbatas karena diawasi secara ketat oleh pemerintah.
BACA JUGA: Astaga! Korut Klaim Lakukan Uji Coba Nuklir Keenam
BACA JUGA: Gawat! Berkali-kali Dihajar Ledakan, Situs Nuklir Korut Alami Fenomena ‘Sindrom Gunung Lelah’
Kerusakan alam akibat program rudal balistik dan nuklir juga terjadi di fasilitas pengujian Punggye-ri. Lokasi uji coba nuklir itu mengalami kerusakan akibat gempa berkekuatan 6,3 pada skala Richter (SR) yang ditimbulkan tes nuklir keenam Korut pada 3 September 2017.
BACA JUGA: Waduh! Lokasi Uji Coba Nuklir Korut Rusak Parah Akibat Gempa
Ledakan nuklir di bawah tanah itu memicu terjadinya fenomena yang diberi nama ‘Sindrom Gunung Lelah’. Akibatnya, situs nuklir Punggye-ri amblas di beberapa bagian karena bebatuan di sekitarnya menjadi lemah dan berpori. Sebagai informasi, lima dari enam kali uji coba nuklir Korut diketahui dilakukan di bawa Gunung Mantap di Punggye-ri.
(war)