BEIJING – Oppo dan Vivo telah memangkas margin keuntungan mereka hingga lebih dari 40%. Hal tersebut menyebabkan kedua perusahaan itu ditinggalkan oleh para peritel di India.
Eksekutif industri mengatakan Oppo dan Vivo telah kehilangan masing-masing sekira 10.000 toko. Kedua perusahaan itu sebelumnya memiliki 70.000 gerai di India sebelum pemangkasan margin.
Gerai tersebut termasuk Sangeetha Mobile, Big C, Lot Mobile, Poorvika, Mobiliti World dan Hotspot, yang telah memutuskan untuk berhenti menjual kedua merek smartphone itu. Sementara sebagian dari gerai tersebut tak lagi berfokus pada Oppo dan Vivo. Gerai itu sendiri memiliki jaringan gabungan lebih dari 1.300 outlet.
Dijelaskan para eksekutif industri, Oppo dan Vivo telah memotong margin yang ditawarkan kepada gerai itu menjadi sekira 14-15%, dari margin sebelumnya 23-25%. Mereka juga mengurangi margin perdagangan untuk toko mandiri 5-6% dari sebelumnya 15-16%.
Baca: Oppo A83 Miliki Fitur Pemindai Wajah Layaknya iPhone X
Sangeetha Mobile mengakui bahwa pihaknya berhenti menjual smartphone Oppo dan Vivo karena masalah margin keuntungan.
“Kedua merek memiliki margin yang berbeda di negara bagian yang berbeda, yang menjadi masalah bagi peritel multi-negara,” kata direktur pengelola Sangeetha Mobile.
Juru bicara Oppo India juga mengonfirmasi perubahan margin dan penurunan jumlah gerai di negaranya. Juru bicara tersebut mengatakan beberapa toko tak lagi dapat menjula handset-nya setelah pajak barang dan jasa diperkenalkan. Selebihnya ia tak merinci terkait alasan Oppo banyak ditinggal peritelnya.
Sementara terkait perusahaannya, juru bicara itu menyebut Oppo memang telah mengubah strateginya untuk fokus pada smartphone kelang menengah ke atas. Beberapa toko harus ditinggalkan ketika penjualan mereka tidak sesuai harapan perusahaan.
“Setiap pasar memiliki kebijakan yang berbeda dan marginnya diputuskan pada dinamika pasar… Penyesuaian ini dilakukan di pasar yang berbeda… Semua keputusan ini diambil dengan mempertimbangkan keadaan perusahaan. Perusahaan sekarang akan lebih sehat dan efisien,” katanya.
Sementara itu, juru bicara Vivo menyatakan bahwa jaringan ritelnya tidak berkurang, bahkan perusahaan akan menambah toko di tahun ini.
“Tahun lalu, kami menyaksikan respon yang baik dari pasar yang berkontribusi terhadap peningkatan pendapatan dan pangsa pasar. Sesuai dengan Counterpoint Research, Vivo V7 + memimpin 40% pangsa pasar di 20.000-25.000 segmen pada November 2017. Kami berencana untuk terus membangun pertumbuhan momentum tahun ini,” terangnya.
Baca juga: Vivo Ekspansi ke Rusia Demi Tantang Apple dan Samsung, Benarkah?
Menurut CEO peritel di India, kedua vendor smartphone itu terpaksa mengurangi margin di India karena mereka mendapat tekanan untuk lebih untung. “Mereka mereplikasi strategi yang diadopsi di China untuk memperlambat investasi tinggi setelah mencapai skala tertentu.Tapi India adalah pasar yang berbeda dan bagian mereka sudah turun,” katanya.
Mengutip Counterpoint Technology Market Research, sebuah firma yang berbasis di Hong Kong, Vivo menguasai 9% pangsa pasar smartphone India pada kuartal ketiga 2017. Sementara Oppo mengalami peningkatan dari 4% menjadi 8%. Demikian seperti dilansir Economic Times, Jumat (12/1/2018). (lnm).
(kem)