Alquran Jelaskan Mengapa Air Hujan Tidak Terasa Asin

JAKARTA – Air hujan kini sering mengguyur berbagai wilayah di Indonesia. Hujan, sebagaimana diketahui merupakan proses penguapan dari air laut ke udara hingga berkumpul menjadi awan.

Awan kemudian berproses kembali hingga menjadi tetesan air hujan yang turun ke daratan. Meski berproses dari air laut, rasa air hujan sendiri tidaklah asin, melainkan tawar layaknya air biasa.

Hal tersebut disebabkan karena hujan merupakan proses pemurnian air yang terjadi secara alami. Bayangkan saja bagaimana jika air hujan memiliki rasa yang asin?

Kemungkinan air hujan yang asin tak akan bisa dimanfaatkan secara maksimal oleh manusia, dan makhluk lainnya seperti saat ini.

Dijelaskan dalam buku “Sains dalam Alquran” yang ditulis Nadiah Thayyarah, jika bukan karena rahmat dan anugerah Allah, air hujan tentu akan berubah menjadi asin.

Namun Allah menganugerahkan kepada manusia suatu proses yang alamiah. Anugerah tersebut yakni uap air yang bersumber dari air lautan, samudra, dan daratan, serta melalui proses fotosintesis dan pernapasan tetumbuhan.

Kemudian, uap air tersebut naik dan menebal, hingga turunlah air yang bersih. Hal-hal yang perlu diperhatikan ialah bahwa muncul zat asam walau terbentuk dalam ukuran yang kecil.

Rahmat Allah menakdirkan zat asam ini terbentuk dalam jumlah kecil dan tidak banyak serta tidak mengganggu kesehatan manusia. Sekiranya Allah menghendaki, tentu Allah bisa memperbanyak jumlahnya sehingga merusak kehidupan manusia.

Air hujan secara alamiah terasa tawar dan merupakan air yang paling bersih. Jauh sebelum manusia mengetahui fakta sains ini, Alquran yang diturunkan sejak sekira 14 abad lalu telah mengungkapkan hal ini.

“Maka terangkanlah kepadaku tentang air yang kamu minum. Kamukah yang menurunkannya atau Kamikah yang menurunkannya? Kalau Kami kehendaki, niscaya Kami jadikan dia asin, maka mengapakah kamu tidak bersyukur?,” Surah Al-Waqi’ah Ayat 68-70.

(kem)