KELOMPOK nudist tidak hanya ada di luar negeri. Siapa sangka di Indonesia sempat ada kelompok masyarakat yang suka mengekspresikan diri dengan tanpa busana.
Adalah kelompom masyarakat di Bali tempo dulu. Sebetulnya tidak benar-benar bugil, perempuan Bali di tahun 1920-an itu tidak mengenakan bra sebagai pakaian sehar-harinya. Mungkin bagi sebagian dari Anda menganggap hal ini sesuatu yang aneh, tapi ternyata ada sejarah di balik peristiwa sosial ini.
Berdasar beberapa literatur, keberadaan perempuan Bali kuno ini bahkan tidak hanya menghebohkan bangsa. Tetapi juga sampai terdengar ke telinga wisatawan mancanegara. Sampai pernah, Pulau Dewata terkenal dengan perempuan tidak mengenakan bra.
Salah satu fakta yang mungkin bisa menceritakan sejarah ini terlihat dari beberapa lukisan Antonio Blanco. Di mana, seniman ini merupakan keturunan darah Spanyol yang cukup lama tinggal di Bali. Dari beberapa lukisan yang dia tuangkan, banyak yang mengekspresikan citra perempuan dalam bentuk seperti ini. Perempuan tidak mengenakan bra.
Yang menarik di sini, lukisan tersebut memperlihatkan bahwa perempuan Bali yang tidak mengenakan bra tetap memiliki payudara yang kencang. Selidik punya selidik, kebiasan masyarakat memikul barang di atas kepala adalah kunci utamanya.
Tidak bisa dipungkiri, kebiasaan ini merupakan bagian dari kepercayaan agama Hindu di Bali. Sesembahan yang dipakai untuk sembahyang biasanya dibawa dengan meletakkannya di atas kepala. Beban yang ditumpu kepala ini lah yang kemudian membuat payudara kencang alami.
Berjalannya waktu, tradisi ini semakin terkikis dan hingga akhirnya tidak ada lagi yang melakukan hal tersebut. Ada beberapa spekulasi yang beredar mengenai hal ini. Salah satunya adalah komentar turis domestik yang kurang nyaman dengan penampilan yang demikian.
Alhasil, pada 1990-an peraturan tersebut dihapuskan dan membuat tradisi ini sudah tidak lagi banyak terlihat di Bali.
Kembali ke pembahasan alasan kenapa sang perempuan Bali Kuno tidak mengenakan bra, ada kepercayaan pada masa itu di mana perempuan yang membiarkan setiap orang melihat bentuk payudaranya menandakan dirinya jujur.
Ada makna lainnya di mana si perempuan secara tidak langsung sengaja memperlihatkan payudaranya kepada setiap orang. Nah, meskipun begitu, itu malah dijadikan pembelajaran diri. Yang mana, ketika si perempuan bisa menjaga “barang mahal” tersebut, maka si perempuan dianggap hebat.
(hel)