5 Pesan Habib Rizieq untuk PDIP dari Arab

JAKARTA – Politikus PDIP yang juga anggota Komisi VIII DPR RI Erwin Moeslimin Singajuru bertemu dengan imam besar Front Pembela Islam (FPI) Habib Rizieq Syihab belum lama ini. Pertemuan ini dilakukan Erwin saat sedang menjalani ibadah umrah di Mekkah, Arab Saudi.

Humas Persaudaraan Alumni (PA) 212, Habib Novel Bamukmin mengatakan pertemuan tersebut merupakan silaturahim biasa saja. Novel menyamakan apa yang dilakukan Erwin ini dengan mendiang Taufiq Kiemas, politikus senior PDIP yang juga suami dari Ketua Umum PDIP Megawati Soekarnoputri.

banner 300x250

“Pertemuan biasa dalam silaturahmi sebagai sesama anak bangsa yang mana sebelumnya juga PDIP sudah bersilaturahmi dari zaman almarhum Taufiq Kiemas,” jelas Novel saat dihubungi Okezone, Selasa (24/4/2018).

Novel menyebut pertemuan tersebut menghasilkan pesan yang dititipkan Habib Rizieq kepada Erwin. Setidaknya ada lima pesan yang dititipkan Rizieq kepada Erwin untuk PDIP.

“Intinya yang kami tangkap dari pertemuan itu ada lima nasihat penting dan mendasar untuk PDIP,” ucap Novel.

 

Berikut pesan Habib Rizieq untuk PDIP menurut Novel Bamukmin:

1. Habib Rizieq meminta kepada kepada Erwin agar PDIP benar-benar bersih dari keturunan PKI yang masih mengusung paham komunis, begitu juga kader yang berhaluan komunis atau mendukung komunis.

2. Agar juga PDIP melepaskan diri dari neoliberalisme dan para misionaris jahat yang sangat intoleransi terhadap ajaran Islam.

3. Agar PDIP menjaga asas proporsionalisme dan adil dengan komposisi penduduk mayoritas yang 90% Islam juga mayoritas di PDIP sebagai kader dan pimpinannya juga 90% Islam.

4. PDIP juga harus segera mengevaluasi dan merevisi kebijakan yang anti-Islam.

5. PDIP juga harus bisa menjadi partai nasionalis religius sehingga tidak selalu memusuhi agama dan ulama.

Sementara itu, Sekretaris Badan Pelatihan dan Pendidikan DPP PDIP Eva Kusuma Sundari saat dikonfirmasi mengatakan pertemuan yang dilakukan Erwin sama sekali bukan penugasan dari partai. Menurut Eva, Erwin melakukannya atas inisiatid pribadi.

“Tidak penugasan partai, tidak ada agenda atas nama partai untuk pertemuan tersebut. Itu semata-mata silaturahim, yang memang sudah kenal sebelumnya,” kata Eva.

(muf)