JAKARTA – Markas Komando (Mako) Brimob sempat mencekam selama 36 jam. 10 anggota polisi menjadi sandera dalam kericuhan tersebut, 5 diantaranya tewas mengenaskan, sedangkan lima lainnya luka-luka.
Namun siapa sangka, di balik suasana mencekam itu, ada “bidadari” yang ikut mengamankan jalannya evakuasi 155 narapidana teroris (napiter) yang mengamuk tersebut.
Adalah Briptu Christeel Racheltania Philip yang bertugas di Mako Brimob saat kericuhan maut terjadi, menjadi perdebatan tersendiri, terutama di dunia maya. Sosial media mendadak heboh tatkala ada sosok feminim di balik mencekamnya kerusuhan di Mako Brimob pada Selasa 8 Mei yang lalu.
Tak heran memang, dara cantik anti-mainstream ini memang jadi andalan Polri. Meski bertubuh cantik dan putih bersih, Briptu Rachel memiliki hobi yang tak biasa kaum wanita lakukan.
Foto: Ist
Briptu Rachel mengaku, punya hobi olahraga ekstrem ketika tak bertugas. Adalah olahraga otomotif Grasstrack dengan menunggangi sepeda motor dirt bike jenis Satria FU modifikasi miliknya. Briptu Rachel mengaku menyenangi hobi ini sejak Sekolah Menengah Pertama (SMP).
“Kalau hobi motor itu senang sejak masih sekolah, tepatnya semasa SMP. Memang sudah jiwanya suka Grasstrack. Tapi sekarang mulai jarang,” jelas Briptu Rachel saat dimintai keterangan beberapa waktu lalu.
Briptu Rachel juga punya aktivitas ekstrem lainnya yang tak kalah membuatnya keranjingan, yakni terjun payung. Namun, aktivitas ini didapatnya setelah dinas di Gegana dan sudah melewati sejumlah seleksi dan tahap pelatihan.
Foto: Ist
Hingga kini, Briptu Rachel sudah mengecap pengalaman terjun payung di berbagai wilayah macam Pulau Jawa, Sumatera, Sulawesi, Kalimantan, sampai ke Maluku Utara.
Jebolan Sekolah Polisi Wanita (Sepolwan) 2009 itu mengaku sudah sejak lulus Sekolah Menengah Atas (SMA) bercita-cita masuk Korps Bhayangkara dan sejak awal, Briptu Rachel sudah mendapati sokongan keluarga.
“Lulus Sepolwan tahun 2009 sebagai bintara dan di tahun itu juga pilih (kesatuan) Gegana. Kalau pilihan masuk polisi memang sudah cita-cita dan orangtua sangat mendukung saya jadi polisi,” tandasnya.
Sejumlah tugas, baik di dalam maupun luar negeri dijalaninya dengan baik. Termasuk ketika mengikuti misi kemanusiaan ke Jeddah, Arab Saudi dalam rangka penjemputan tenaga kerja Indonesia (TKI) overstay, pada 2011 silam.
“Penugasan paling jauh itu pernah ke Jeddah, misi kemanusiaan membantu penjemputan TKI dan anak-anaknya dengan beberapa instansi (seperti) BNP2TKI, TNI, Imigrasi. Perjalanan panjang 11 hari dengan Kapal Pelni KM Labobar,” papar Briptu Christeel bercerita.
Di masa perjalanan panjang 11 hari itu, Briptu Christeel mengaku sempat menemui masa jenuh. Hanya berpatroli setiap hari di seantero kapal tanpa hiburan televisi atau bahkan jaringan internet di waktu senggang.
(kha)