Wow, Usaha Ulat di Pekanbaru Ini Bisa Hasilkan Rp2,6 Juta Dalam 2 Bulan dengan Modal Rp10.000

PEKANBARU – Siapa sangka hanya bermodalkan Rp10.000 bisa menghasilkan Rp2,6 juta selama 2 bulan. Seorang ibu rumah tangga, Nia, yang bertempat tinggal di Jalan Kalijati Utama Simpang Tiga, Bukit Raya, Kota Pekanbaru menceritakan kisahnya mengenai budidaya ulat Jerman kepada GoRiau.com.

Mungkin bagi masyarakat awam hanya sedikit yang mengetahui tentang ulat Jerman. Ulat jerman merupakan ulat yang berukuran 5 cm sampai 6 cm dengan siklus mulai dari telur, larva atau ulat, kepompong, dan kumbang. Dari fase larva inilah yang dibudidayakan peternak untuk mendapatkan penghasilan.

Nia dan suaminya, merupakan orang yang baru 2 bulan melakukan pembudidayaan ulat jermansebagai usaha rumahan.

Berawal dari Nia yang melihat temannya yang membudidayakan ulat jerman di rumahnya, sehingga ia pun tertarik dan membeli 1 ons ulat jerman dengan harga Rp10.000.

Awalnya Wahyu yang mendengar penuturan Nia tidak begitu tertarik, namun mengingat modal awal yang cukup murah, tidak ada salahnya mencoba. Ia pun mempelajari bagaimana membudidayakan ulat dan perawatannya secara otodidak melalui media youtube.

Dan tanpa disangka hasil yang didapat cukup memuaskan hanya dalam waktu dekat dan modal Rp10.000 itu bisa menghasilkan Rp300.000. Kemudian hal Itulah yang menjadi awal langkah Wahyu dan Nia merintis budidaya ulat jerman ini.

Hasil Rp300 ribu itu kemudian ia putar keuntungannya untuk membuat box yang menjadi tempat budidaya sebanyak 12 kotak. Ukuran box tersebut berukuran 80 cm x 60 cm dengan tinggi kurang lebih 15 cm.

“Dari keuntungan awal aja kita tidak perlu lagi mengeluarkan modal,” Kata Nia di Pekanbaru, Rabu (23/1/2019) 

Ia juga menambahkan dalam perawatan ulat jerman ini pun cukup mudah yaitu hanya menyediakan box kemudian diberi dedak sebagai medianya, dan untuk pangannya bisa diberi sayuran seperti sawi putih, dan jenis sayur-sayuran lainnya.

Jika ingin mendapatkan indukan dari ulat jerman ini kita hanya perlu mengambil beberapa ulat kemudian diletakkan pada sebuah box dengan melakukan puasa selama 2 minggu untuk berubah dari larva atau ulat menjadi kumbang dan memasuki proses pengawinan. Dan dalam jangka waktu 1 bulan,  anakan dari kumbang tadi sudah bisa di panen.

Ternyata dengan 1 kg kumbang bisa menghasilkan 30 kg ulat jerman. Dan untuk harga jualnya sendiri 1 ons di bandrol harga Rp 10.000 sedangkan per kg di jual dengan harga Rp90.000. Dan jika dikalikan hasil yang didapat berlipat ganda dari modal yang awalnya di keluarkan.

“Ini tu bisnis yang menjanjikan,  selain perawatannya mudah,  ia juga tidak akan mengusik dan merugikan tetangga di sekitar kita,” kata Nia kepada GoRiau.com di Pekanbaru

Nia mengatakan pemasaran ulat ini hanya dilakukan untuk masyarakat yang berada di Pekanbaru, dan sudah pernah mau lakukan pada ngiriman ke luar provinsi,  hanya saja jika melakukan ekspor ke luar negeri pastinya akan membutuhkan pasokan ulat yang lebih banyak sedangkan saat ini budidaya masih merupakan bisnis rumahan.

Nia menjelaskan bahwa ulat jerman sangat baik diberikan bagi burung peliharaan karena dapat meningkatkan kualitas ocehan burung, selain itu juga dapat meningkatkan stamina burung peliharaan.

Tidak hanya itu ulat jerman ini juga bisa gunakan untuk pangan ikan hias seperti lohan, arwana, oskar, piranha. Selain itu ulat jerman juga menjadi bahan pangan bagi pemelihara hewan reptile seperti kadal, tokek peliharaan dan lain-lain.

Selain makan hewan, ulat jerman ini juga memiliki beberapa manfaat bagi industri kecantikan dan dunia pengobatan dibeberapa negara tetangga, dan dijadikan olahan makanan karenakan memiliki kandungan gizi yang cukup tinggi.