Gaya Sri Mulyani Todong Pertanyaan ke Mahasiswa UI

Ekonomi, Headline124 Dilihat

JAKARTA – Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi dosen pengantar ekonomi dalam kuliah perdana mahasiswa Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Indonesia (UI). Gaya mengajarnya pun sangat interaktif sehingga para mahasiswa pun konsentrasi.

Dia mengatakan, ekonomi terus berkembang dari masa ke masa, hanya saja hasilnya berbeda. Sama-sama menjadi negara yang merdeka pada 1945, namun income per kapita negara lain sudah USD30.000 sementara Indonesia USD4.000.

banner 300x250

 Baca juga: Jadi Dosen Pengantar, Sri Mulyani: Ekonomi Makro Itu Asik

Why to economic skill to expansion. Di situ kita akan bicara makro ekonomi, bagaimana memasukan masalah kombinasi mikro ekonomi dengan policy government,” tuturnya, di Auditorium FEB UI Kampus Depok, Jawa Barat, Senin (5/2/2018).

Menurutnya, bisa saja pemerintah keluarkan policy langsung seperti memberikan subsidi supaya sekolah gratis, setelah lulus diberikan uang sehingga tidak perlu kerja. Tujuannya supaya Indonesia bisa menjadi makmur.

Baca juga: Strategi Sri Mulyani Keluarkan RI dari Middle Income Trap

Hanya saja, Sri Mulyani pun menanyakan, apakah negara bisa keluarkan kebijakan seperti itu?

“Coba kamu, namanya siapa? Kenapa Ibu gak buat republik Indonesia itu makmur, sekolah gratis, habis lulus di kasih semua gak usaha kerja. Kan republik semua makmur bu. Nanti kan ibu bisa lebih populer, bisa gak?,” tanya Sri Mulyani.

Seorang Mahasiswa yang ditunjuk itu bernama Andi. Menurutnya, tidak bisa negara memberikan subsidi sekolah gratis, kemudian memberikan uang kepada para lulusan supaya tidak bekerja.

“Tidak semudah itu dikasih, soalnya kan dana negara terbatas, bukan hanya untuk masyarakat,” jawab Andi.

Baca juga: Sri Mulyani Ramal Ekonomi RI Masuk 5 Besar Dunia di 2045, Ini Syaratnya

Mantan Direktur Bank Dunia ini pun membenarkan jawaban tersebut. Menurutnya, ketika pemerintah membagikan seluruh uang kepada masyarakat, maka akan ada penutupan perdagangan. Hal ini membuat gejolak ekonomi.

“Kalau policy keluar bentuk fiskal yang mempengaruhi APBN itu pengaruh pajak, subsidi termasuk oendidikan. Kemudian kita bicara policy itu agregat deman dan supply,” tandasnya.

(rzy)