Siswi SD di Tangsel Meninggal, Diduga Terkait Vaksin Difteri

TANGSEL – Seorang siswi Sekolah Dasar (SD) bernama Nazwa Fahira Andrean (10) mendadak kejang dengan kondisi fisik tubuh membiru. Pada bagian mata terlihat pupilnya melebar, bocah malang itu pun sempat mengeluh sulit bernafas. Hingga akhirnya dinyatakan meninggal dunia pada Sabtu (24/2/2018) pagi.

Korban merupakan siswi kelas 4 SDN 01 Rawa Buntu, Serpong. Dari rekam medisnya, Nazwa memang mengidap penyakit asma sejak lama. Namun, gejala yang dirasakannya terakhir kali sungguh berbeda, kejang-kejang disertai tubuh membiru sempat membuat pihak keluarga berfikir jika putrinya itu tengah kesurupan.

Kejadian bermula pada Jumat 23 Februari 2018 sekira pukul 07.00 WIB. Seperti biasa, Nazwa berangkat sekolah ke SDN 01 Rawa Buntu. Kebetulan, di sekolahnya tengah digelar lomba tari.

Mengetahui Nazwa memiliki riwayat sakit Asma, beberapa guru lantas menanyakan kesanggupan Nazwa untuk mengikuti lomba tersebut. Walau akhirnya diputuskan, jika Nazwa memilih tak bergabung bersama teman-temanya dalam kegiatan itu karena kondisi fisiknya terasa lemah.

Sekira pukul 13. 00 WIB, Nazwa pulang sekolah dan beristirahat di rumah. Dia kembali melanjutkan kegiatan pada sore hari dengan pergi mengaji sekira pukul 17.00 WIB, di TPA yang tidak jauh dari SDN 01 Rawa Buntu.

Seusai mengaji itulah, Nazwa mengeluh sesak nafas semakin menjadi, bahkan disertai batuk dan pilek. Karena khawatir dengan kondisi anaknya, lalu sekira pukul 18.00 WIB pihak keluarga membawa korban ke klinik Alhakim, sayangnya tak ada dokter ahli disana. Kemudian orangtua memindahkan Nazwa ke Puskesmas Rawa Buntu.

“Begitu sampai Puskesmas Rawa Buntu, kondisi pasien tubuhnya sudah membiru, nafasnya sudah tidak ada, pupil matanya sudah melebar, tim kami segera melakukan perangsangan jantung dengan menekan bagian dada, namun pasien tetap tak tertolong,” jelas Dokter Tulus, Kabid Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Tangsel kepada wartawan di kantornya, Jalan Rawa Buntu Raya, Ciater, Serpong.

Sebelumnya, sempat ramai beredar di media sosial yang menyebutkan bahwa Nazwa meninggal dunia usai diberi vaksin tahap dua difteri, yakni pada sekira awal Februari 2018. Dalam status yang diunggah itu dikatakan, jika ada dugaan pasien mengalami kesalahan prosedur dalam penyuntikan vaksin difteri.

“Kita sudah melakukan pengecekan histori pasien ini, baik kepada keluarga maupun pihak sekolahnya. Hasilnya, pasien dinyatakan sudah 2 kali menjalani vaksin Difteri, pertama pada tanggal 24 Desember 2017, dan kedua pada awal Februari kemarin,” jelas Dokter Sulestiorini, Kasie Imunisasi Surveillance dan Penanggulangan Krisis Dinkes Kota Tangsel, di lokasi yang sama.

(Ari)