ADDIS ABABA – Menteri Luar Negeri (Menlu) Amerika Serikat (AS), Rex Tillerson, mengingatkan negara-negara Afrika agar berhati-hati saat menerima uang pinjaman (utang) dari China. Ia menegaskan, pernyataan itu bukan sebuah upaya dari Washington untuk menjauhkan Benua Hitam dari investor-investor China.
“Kami tidak sedang berusaha mencegah uang China masuk ke Afrika. (Tetapi) penting bagi negara-negara Afrika untuk berhati-hati mempertimbangkan syarat dari kerjasama dan tidak kehilangan kedaulatan mereka,” ujar Rex Tillerson di Addis Ababa, Ethiopia, dinukil dari Reuters, Kamis (8/3/2018).
Mantan petinggi perusahaan energi itu tiba di Ehiopia pada Rabu 7 Maret. Tillerson langsung berkunjung ke Kantor Pusat Uni Afrika yang berada di Ibu Kota Addis Ababa.
Kompleks tersebut didanai penuh dan dibangun oleh China. Kantor Pusat Uni Afrika sering dilihat sebagai simbol dorongan China guna menancapkan pengaruhnya serta akses ke sumber-sumber daya alam di Benua Hitam.
Komentar diplomat tertinggi AS itu diucapkan berselang sepekan setelah pidatonya yang mengkritik pendekatan Negeri Tirai Bambu kepada Benua Afrika. Pria berambut putih itu menuduh China mendorong adanya ketergantungan dari negara-negara Afrika kepada China lewat kontrak-kontrak buram serta praktik utang yang mematikan.
Kunjungan Menlu Rex Tillerson ke Afrika dianggap sebagai salah satu cara untuk menguatkan aliansi serta menancapkan pengaruh Negeri Paman Sam. Sebab, sejumlah negara di Benua Afrika saat ini sedang menoleh kepada bantuan serta menjalin kemitraan dagang dengan China.
Ia juga diyakini hendak mengupayakan hubungan yang lebih harmonis setelah Presiden AS Donald Trump melontarkan kata-kata yang tidak pantas mengenai Benua Afrika pada Januari lalu. Namun, Donald Trump membantah telah mengeluarkan kata-kata tidak pantas itu kepada negara-negara di Benua Afrika.
(war)