Ayah-Ibu Simak, Main Gadget Tidak Punya Manfaat seperti Permainan Tradisional

Gaya Hidup, Headline130 Dilihat

INDONESIA terkenal akan ragam permainan tradisional yang biasanya berkaitan, dan juga mencerminkan perilaku masyarakatnya yang saling tolong, menghargai perbedaan, dan juga bertanggung jawab.

Dulu permainan tradisional digemari banyak khalayak, khususnya anak-anak. Tapi seiring berjalannya waktu, permainan yang asyik tersebut banyak ditinggalkan. Kini anak-anak lebih suka berkutat dengan gawainya masing-masing, begitu juga untuk urusan bermain.

banner 300x250

Kalau dulu, proses bermain itu sangat menyenangkan, menggembirakan, ribut, dan riuh akan canda tawa. Sekarang hanya ada suasana tenang dan diam, yang berisik hanya audio dari gadget yang dimainkan. Inilah yang menyebabkan generasi-generasi Indonesia menjadi pribadi yang individual, karena mereka tidak lagi mengenal arti kata teman yang sesungguhnya, apa itu toleransi, saling menghargai. Mengapa begitu? Karena mereka kurang bermain, kurang bersosialisasi dengan lingkungan bermain yang sebenarnya.

BACA JUGA:

Tips Membangun Bisnis di Usia Muda ala Valencia Tanoesoedibjo

Menteri Sosial Idrus Marham mengungkapkan, bahwa hal seperti ini akan membuat anak-anak bangsa merasa asing dengan kebudayaan mereka sendiri. Ia juga menambahkan, Presiden Joko Widodo juga turut merasa kecewa dengan hal ini.

“Bapak Presiden mengungkapkan keprihatinan beliau dalam banyak hal, salah satunya ini. Permainan tradisional tidak lagi dimainkan oleh para anak-anak kita. Dan beliau ingin permainan-permainan yang bermanfaat tersebut dibangkitkan kembali,” ujarnya saat diwawancara di kawasan Monas, Minggu (25/3/2018)

Tidak hanya membuat hati gembira, bagi penggemarnya, permainan tradisional dapat meningkatkan kebugaran tubuh, melatih kreativitas, kejujuran dan juga kecerdasan lho! Jadi mereka akan belajar sesuatu sembari bermain.

 BACA JUGA:

Ingin Cepat Punya Anak, Meghan Markle Bujuk Pangeran Harry Stop Merokok

Hal ini bukan menjadi alasan untuk mengatakan penggunaan gadget tersebut salah. Tapi ada baiknya penggunaan gadget tidak diberikan pada anak dibawah usia 15 tahun, karena itu mempunyai dampak yang tidak bagus untuk perkembangan mereka, baik secara psikis maupun fisik. Disinilah peran orangtua, bagaimana caranya untuk membiasakan agar si anak melakukan aktivitas aktif di luar rumah, karena jika terus-menerus di rumah sambil bermain gadget akan memberikan efek yang buruk untuk si anak.

Maka dari itu, usaha untuk membangkitkan kembali permainan tradisional lewat orangtua, ataupun sekolah sangatlah penting. Bukan hanya untuk kesehatan anak, tapi juga demi melestarikan budaya Indonesia.

(ndr)