JAKARTA – Pekan lalu akun instagram milik Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemdikbud) yaitu @kemdikbud.ri dihujani komentar peserta UN tingkat Sekolah Menengah Atas (SMA). Mereka mengeluhkan sulitnya soal matematika yang tidak sesuai dengan kisi-kisi. Bahkan ada yang mengeluhkan hanya bisa menjawab benar 4 sampai 8 soal dari 40 soal yang ditawarkan.
Kali ini akun tersebut kembali mendapatkan hujan komentar dari peserta UN tingkat Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang mengeluhkan soal matematika. Pada salah satu unggahan, yaitu foto Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Muhadjir Effendy melakukan pemantauan UN di Timika, Papua, jumlah komentar mencapai 20.300.
Beberapa komentar misalnya, seperti yang dituliskan akun @ridapatreciaa. “Pak, kami yang kelas 9 tahun ini di sekolah saya saja masih pakai kurikulum 2006 pak-_-. Masa segala pake HOTS sama kurikulum 2013? Sedangkan kurikulum 2013 aja baru berjalan angkatan kelas 7 tahun ini. Bagaimana dengan nilai kami nanti yang rendah pak? Yang berprestasi saja belum tentu bisa menjawab pak. Sedangkan sekolah lanjutan yang diimpikan meminta nilai nem yang tinggi. Jangan gara-gara 10 persen HOTS jadi kami yang imbasnya pak, kemampuan anak di Indonesia itu berbeda-beda loh pak, 10 persen itu bukan main main loh pak, lain kali kalau mau menjalankan kurikulum 2013 irisan 2006 dijalankan pada saat memang seluruh sekolah di Indonesia sudah melaksanakan kurikulum tersebut. Ini kan nyatanya masih banyak sekolah yang melaksanakan kurikulum 2006, bagaimana masih kami?”
Kemudian akun lainnya @kdkmia_ menuliskan “saya belum bisa moveon dari soal matematika yang begitu amat gampang, saking gampangnya saya sampai ngerjain enggak liat soal, begitu seninya saya, sampai-sampai saya ngurek (menulis indah) diatas ljk.”
Hujan komentar yang mengeluhkan sulitnya soal matematika tersebut, terjadi hampir di setiap unggahan di akun @kemdikbud.ri. Selain itu, keluhan serupa juga disampaikan pada akun milik Mendikbud yakni @muhadjir_effendy.
Akun @bungasucipertiwi menulis “Pak tanpa mengurangi rasa hormat, saya ingin menyampaikan beberapa hal tentang UNBK untuk mata pelajaran matematika. Soal banyak yang tidak komplit sehingga siswa kesulitan mengerjakan. Ditambah lagi waktu dan kemampuan siswa terbatas. Pada K13 Siswa dituntut aktif dalam belajar, maaf pak kami murid SMP yg masih butuh penjelasan dan pembelajaran dari guru, bukan mahasiswa. Adapun beberapa soal walaupun tidak banyak, option jawaban tidak ada yang tepat. Kalau memang belum siap, jangan percepat UN yg membuat kami kesulitan.”
Sebelumnya Direktur Jenderal Pendidikan Dasar dan Menengah Kemdikbud, Hamid Muhammad, mengatakan terkait penerapan soal High Order Thinking Skills (HOTS), guru dan siswa harus sama-sama belajar soal dengan kategori daya nalar tingkat tinggi atau HOTS.
“Kami mengimbau siswa maupun guru sama-sama belajar metode HOTS ini,” ujar Hamid.
Metode HOTS merupakan metode keterampilan berpikir tingkat tinggi yang dituangkan dalam soal-soal yang diujikan. Pada tahun ini, Kemdikbud memasukkan sekitar 10 persen soal yang membutuhkan daya nalar tingkat tinggi pada soal UN.
Hamid mengatakan sebelumnya para guru telah dilatih untuk penerapan soal HOTS tersebut.
“Soal yang diributkan itu hanya 10 persen dari jumlah keseluruhan. Hanya empat soal saja dengan kategori seperti itu.” Hamid menargetkan ke depan soal kategori HOTS tersebut bisa ditingkatkan jumlahnya mencapai 20 persen.
(sus)