5 Dosa Panitia Bagi-Bagi Sembako di Monas

JAKARTA – Kegiatan pembagian sembako yang dilakukan Forum Untukmu Indonesia di Monumen Nasional (Monas) pada Sabtu 28 April 2018 menimbulkan sebuah permasalahan. Setidaknya, ada lima kesalahan yang dilakukan oleh pihak penyelenggara, sehingga acara itu menimbulkan sebuah persoalan.

“Sekarang sudah jelas terklarifikasi bahwa ada beberapa pelanggaran yang dilakukan oleh panitia penyelenggara,” kata Wakil Gubernur DKI Jakarta Sandiaga Salahudin Uno di Balai Kota DKI Jakarta, Jakarta Pusat, Senin 30 April 2018.

Sekiranya ada lima pelanggaran fatal yang dilakukan panitia, sehingga membuat acaranya tersebut terlihat amburadul. Berikut lima kesalahannya :

1. Menggunakan Nama Pemprov DKI untuk Menarik Massa

 

Sandiaga menjelaskan, acara itu bukan merupakan sebuah kegiatan dari Pemprov DKI Jakarta. Namun, ia menyayangkan pihak panitia yang menggunakan nama Pemprov DKI Jakarta untuk menarik massa.

“Yaitu panitia menggunakan logo resmi Pemerintah Provinsi DKI Jakarta tampa izin. Jadi, saya ingin garis bawahi bahwa ini bukan event Pemprov DKI,” kata Sandi.

2. Panitia Bilang Tak Ada Pembagian Sembako

 

Pemprov DKI sudah melarang kegiatan pembagian sembako yang diajukan penyelenggara. Setelah itu terjadi, sebuah kesepakatan bahwa dalam kegiatan itu tidak ada penyaluran sembako kepada para warga Ibu Kota.

“Kedua pelaksanaan kegiatan tidak sesuai dengan kesepakatan awal yaitu ada pembagian sembako. Dan ini sudah tidak disetujui dari awal oleh kami dari Pemprov DKI,” imbuh Sandi.

 

3. Sampah Berserakan, Panitia Tak Bertanggung Jawab

 

Sandiaga cukup menyesali tak adanya kesadaran dari panitia untuk memunguti sampah yang berserakan di kawasan Monas usai acara tersebut. Padahal, menjaga keasrian dan kebersihannya merupakan tanggung jawab bersama.

“Ketiga bahwa panitia tidak bertanggungjawab kepada kebersihan taman dan prasarana, serta kegiatan di sekeliling area Monas,” jelasnya.

4. Kenyamanan Pengunjung Terabaikan

 

Forum Untukmu Indonesia pun tak mempedulikan kedatangan pengunjung, sehingga kenyamananannya sangat terabaikan. Bahkan, kordinasi peserta pun nampak amat amburadul.

“Keempat tentunya kenyamanan dari pengunjung dan terjadi penumpukan pengunjung yang tidak diantisipasi dengan baik, dan tidak terkoordinasi dengan baik,” ujanya.

5. Panitia Tak Aktif dalam Menciptakan Ketertiban

 

Membludaknya masyarakat yang hadir, membuat berlangsungnya acara tersebut mengganngu orang lain. Sebab, Sandiaga melihat jajaran panitia tidak mampu berperan aktif dalam menjaga kekondusifan acara tersebut

“Terakhir panitia tidak dapat berpartisipasi aktif dalam menjaga ketertiban,” pungkasnya.

Acara tersebut bahkan mengakibatkan dua bocah di bawah umur dengan inisial R (10) dan M (11) harus meregang nyawa lantaran harus berdesakan dengan orang dewasa. Keduanya merupakan warga Pademangan Barat, Jakarta Utara.

(Ari)