SIMALUNGUN – Tim Gabungan SAR memaksimalkan penggunaan ROV dan Trawl untuk mengevakuasi kapal penumpang KM Sinar Bangun yang tenggelam di Danau Toba, Sumatera Utara. Diperkirakan, kapal masih dalam kondisi seperti semula, dan korban yang mengalami pembekuan sehingga tidak mengambang, berserak di sekitarnya.
“Sementara ini kita berdayakan dan maksimalkan ROV dan trawl (jaring pukat),” kata Deputi Bidang Operasi dan Kesiapsiagaan SAR, Brigjen TNI Nugroho Budi W, Jumat, di Posko Basarnas di Pelabuhan Tiga Ras Kabupaten Simalungun.
Trawl diupayakan mengait tali kapal supaya bisa ditarik KMP Sumut ke atas, hasil gambar ROV yang berjarak pandang 1-2 meter lebih dimaksimalkan.
Memaksimalkan ROV dan Trawl salah satu upaya Tim SAR, dan sampai saat ini Tim masih melakukan koordinasi dengan lembaga kementerian terkait untuk proses evakuasi kapal penumpang KM sinar Bangun yang tenggelam itu.
Nugroho juga mempersilakan pihak swasta dan siapa pun yang memiliki ide-ide untuk proses evakuasi berkoordinasi dengan pihaknya.
Diketahui, alat ROV pada pencarian hari 11 menangkap gambar korban dan sepeda motor serta peralatan kapal tersebut di kedalaman kira-kira 455 meter, sedangkan kapal di 402 meter.
Terkait lamanya waktu pencarian, pihaknya masih menunggu perkembangan, hanya saja sesuai ketentuan sudah diperpanjang sampai 30 Juni 2018.
Diketahui, KM Sinar Bangun dalam pelayaran rute Pelabuhan Simanindo Kabupaten Samosir menuju Pelabuhan Tiga Ras pada Senin, 18 Juni 2018 sore, tenggelam menjelang satu mil tiba di tujuan.
Sebanyak 18 penumpang dan juru mudi (nakhoda) selamat, tiga ditemukan tewas dan seratusan lainnya belum ditemukan sampai hari ke 12.
Data pasti yang belum ditemukan masih simpang siur, karena kapal tidak memiliki manifes, kepolisian mencatat 194 sesuai laporan keluarga, data Basarnas 184 dan PT Jasa Raharja (Tbk) 164 orang.
(kha)