PURWAKARTA – Senin (28/1/2019) sore, suara tangis seorang balita menggema di ruang IGD RSU MH Thamrin Purwakarta, Jawa Barat. Semua mata sontak tertuju pada sumber suara itu berasal.
Kala itu, terlihat seorang perawat menggendong bayi malang tersebut. “Ayah… Ayah,” bibir mungil balita tersebut terus berucap memanggil sang ayah. Pelafalannya, mungkin terdengar belum begitu jelas. Tetapi, terdengar balita cantik ini terus memanggil ayahnya sembari nangis.
(Baca Juga: Ini Identitas 7 Korban Tewas Kecelakaan Bus di Tol Cipularang)
Jihan Jalillah, ternyata itu nama balita tersebut. Usianya, baru berusia 13 bulan. Bayi malang ini, merupakan salah satu penumpang Bus Bima Suci Nopol A 7520 CS yang terlibat kecelakaan di ruas Tol Cipularang pagi tadi.
Beruntung, balita malang ini tak mengalami luka apapun dalam insiden tersebut. Namun malang, ayah kandungnya Jalaludin (24) meninggal dunia akibat kejadian kecelakaan tersebut.
Kondisi Bus yang Mengalami Kecelakaan di Tol Cipularang (foto: Ist)
Sedangkan, sang ibu masih tergolek lemas di kasur perawatan IGD RS Thamrin karena mengalami luka serius di bagian lengannya.
Nuryani (42) nenek Jihan Jalillah, tak kuasa menahan tangis saat mendapati cucunya itu sedang digendong seorang perawat di RS swasta itu. Sejumlah perawat, bahkan berusaha menenangkan tangis balita tersebut yang sedari siang terus berlangsung.
“Pas saya datang, cucu aaya sedang digendong oleh perawat. Ibunya (anaknya), sedang mendapat perawatan dari dokter,” ujar Nuryani saat ditemui di RS Thamrin.
Nuryani menjelaskan, anaknya atas nama Reni Yuliani (20), sampai saat ini masih terbaring tak berdaya. Melihat kondisi anaknya itu, jelas membuat dirinya terpukul.Kesedihan Nuryani ini semakin menjadi tatkala melihat putrinya menangis kesakitan.
Sebab, bahu sebelah kirinya dikabarkan patah, akibat kecelakaan itu. Air mata Nuryani terus menetes dengan deras. Apalagi, saat mendengar kabar kalau menantunya Jalaludin meninggal dunia dan berada di RS Siloam. Tetapi, kesedihan Nuryani ini terpaksa harus disembunyikan. Terlebih lagi dihadapan anaknya.
“Anak saya belum mengetahui, jika suaminya meninggal,” ucapnya sambil memeluk Jihan.
Nuryani mengaku, tidak merasakan firasat apapun sebelum kejadian kecelakaan yang merenggut nyawa menantunya itu. Tetapi, saat Reni dan Jalaludin pamitan mau menjenguk orang tuanya di Rangkasbitung, Nuryani sempat melarangnya.
“Jangan pergi Ren, nanti saja ke kampungnya pas Lebaran,” kata Nuryani.
Tetapi, anaknya itu tetap kekeuh ingin pergi ke rumah mertuanya. Sekitar jam 08.00 WIB Reni dan Jalaludin beserta Jihan pamit pergi. Mereka, kemudian menaiki bus dari sekitar Cikalong Wetan.
“Jam 13.00 WIB, saya mendapat kabar dari saudara kalau bus yang ditumpangi anak dan menantu saya mengalami kecelakaan,” cerita dia.
(Baca Juga: Kesaksian Penumpang Detik-Detik Sebelum Bus Terguling di Cipularang)
Bak disambar petir di siang bolong, kabar yang didengarnya ini sontak membuatnya syok. Tak berapa lama berselang, ada panggilan ke telepon selularnya dari pihak rumah sakit. Reni, saat itu dikabarkan mengalami luka-luka akibat kecelakaan.
Saat itu juga, dia bersama suami dan anak-anaknya bergegas ke RS MH Thamrin untuk memastikan kabar itu. Setibanya di UGD rumah sakit itu, benar saja cucunya Jihan sedang menangis sambil memanggil nama ayahnya.
“Jihan, terus memanggil ayahnya. Karena, dia belum bisa memanggil mamah pada ibunya,” tutur Nuryani dengan mimik sedih.
(fid)