COLOMBO – Jumlah korban tewas akibat serangkaian ledakan bom di gereja dan hotel mewah di Sri Lanka pada Hari Paskah telah bertambah menjadi 290 orang. Polisi mengatakan telah menangkap 24 orang yang diduga terlibat, tetapi pemerintah belum dapat mengidentifikasi siapa yang sebenarnya melakukan serangan teror tersebut.
Di antara korban tewas terdapat sedikitnya 36 warga negara asing, termasuk lima warga Inggris dan tiga warga Denmark.
Diwartakan BBC, selain jumlah korban tewas yang bertambah, korban luka-luka telah mencapai lebih dari 500 orang. Kejadian ini merupakan kekerasan paling mematikan yang terjadi di Sri Lanka sejak berakhirnya perang saudara pada 2009.
Muncul laporan bahwa jaringan media sosial telah dibatasi sementara untuk mencoba dan menghentikan penyebaran informasi yang salah.
Layanan pesan populer seperti WhatsApp dan Facebook dikatakan tidak tersedia bagi banyak orang.
Masih belum jelas siapa yang berada di balik serangan itu, tetapi polisi telah menangkap 24 orang yang diduga terkait.
Pemerintah mengatakan mereka yakin bom bunuh diri digunakan di beberapa lokasi.
Selama konferensi pers pada Minggu malam, Perdana Menteri Ranil Wickremesinghe membahas mengenai isu yang menyatakan bahwa para pejabat sebelumnya telah memiliki intelijen tentang serangan yang mungkin terjadi.
“Kita harus melihat mengapa tindakan pencegahan yang memadai tidak dilakukan. Baik saya maupun para Menteri tidak diberi informasi,” katanya.
“Untuk saat ini prioritasnya adalah menangkap para pelaku,” tambahnya.
Pejabat pemerintah telah meminta masyarakat untuk tetap tenang di saat investigasi berlangsung.
(dka)