Alihkelola Blok Rokan Korbankan 900 Karyawan di Duri, Achmad: Perusahaan Harus Punya Rasa Kemanusiaan

BENGKALIS – Anggota DPR RI Dapil Riau, Achmad meminta PT Wahana Karsa Swandiri memberikan pesangon kepada 900 pekerjanya yang menjadi korban Pemutusan Hubungan Kerja (PHK) akibat pengurangan proyek dari PT Chevron Pacific Indonesia (CPI).

Dikatakan Mantan Bupati Rokan Hulu dua periode ini, PT Wahana tentunya sudah bekerja cukup lama dengan CPI dan pasti memiliki keuntungan yang tak sedikit.

Karyawan, ujar Achmad, merupakan aset berharga perusahaan selama ini, karena tanpa karyawan perusahaan tak akan bisa berbuat apa-apa. Dan berkat kinerja karyawan yang baik pula perusahaan bisa dapat trust dari CPI.

“Kalau perusahaan itu kan hanya brand saja, kalau karyawannya tak produktif, tak jujur, perusahaan tidak akan mungkin dapat proyek dari Chevron selama ini,” kata Politisi Demokrat ini, kepada GoRiau.com, Minggu (26/7/2020).

Manajemen perusahaan, lanjut Achmad, harus memiliki rasa kemanusiaan terhadap karyawannya, jangan sementang proyek ditiadakan Chevron, perusahaan langsung main PHK karyawan begitu saja.

“Manajemen harus punya rasa kemanusiaan. Karyawannya selama ini bekerja untuk makan, kalau perusahaan itu untuk menumpuk kekayaan, inilah saat nya berbagi,” tuturnya.

Rasa kemanusiaan yang dimaksud Achmad adalah pemberian pesangon supaya nafas karyawan ini bisa diperpanjang minimal tiga bulan ke depan. Uang pesangon inilah yang menjadi bekal usaha karyawan ini.

Pemberian pesangon ini, tegas Achmad, wajib diberikan perusahaan supaya pengangguran tidak terlalu menumpuk di Riau, khususnya Duri yang merupakan daerah industri dan mayoritas masyarakatnya adalah buruh.

“Kalau misalnya mereka diberi pesangon, minimal mereka bisa membuka usaha sendiri atau pulang ke kampung menggarap lahannya, setidaknya ada aktivitas lah yang produktif,” tuturnya.

Jika mereka dibiarkan menganggur tanpa penghasilan, Achmad khawatir kriminalitas akan meningkat tajam. Sebab, pikiran-pikiran jahat itu muncul disaat tidak melakukan apa-apa.

Disinggung apakah Chevron harus bertanggungjawab atas kondisi ini, Achmad mengaku tak terlalu berharap. Pasalnya, Chevron merupakan perusahaan Amerika yang mana ideologi ekonominya adalah kapitalis.

“Wajar saja, Chevron kan Agustus sudah mau habis, tentu dia harus mengurangi produksi. Lagian Chevron ini kan perusahaan kapitalis, orientasinya hanya keuntungan, jadi yang mereka pikirkan hanya untung rugi saja,” pungkasnya.

Sementara, Wahana merupakan perusahaan Indonesia yang menganut sistem ekonomi Pancasila. Sehingga, nilai-nilai Pancasila harus diterapkan oleh Wahana, salah satunya dengan memberikan pesangon kepada karyawan yang jadi korban PHK.

“Tapi kalau pemerintah mau tegas, cobalah minta ke Chevron. Mereka kan sudah dapat untung begitu banyak selama ini di Riau, kasihlah sedikit keuntungannya ke mitra kerja selama ini. Jadi, ada dua sumber uang pesangon untuk karyawan,” ulasnya.

“Kontraktor kalau misalnya dapat kompensasi dari Chevron, jangan ditilap pula uangnya. Karena kondisi Covid-19 gini, kejujuran itu barang yang sangat mahal,” tutupnya.

Sebagai informasi, PT Chevron akan segera meninggalkan Blok Rokan, sumur minyak terbesar yang sudah dikelolanya selama puluhan tahun. Nantinya, Blok Rokan akan dikelola oleh PT Pertamina.