SETIAP tahun, ribuan bebek yang kelaparan dilepaskan ke sawah yang luas. Mereka sengaja dilepaskan untuk membersihkan ladang dari hama yang tidak diinginkan dan sisa-sisa tunggul padi dari panen terakhir.
Meskipun manusia telah memiliki kemajuan teknologi yang belum pernah dimiliki sebelumnya, tapi Thailand, yang merupakan pengekspor beras terbesar kedua di dunia masih menggunakan cara tradisional tersebut.
Para petani masih menggunakan cara lama yang telah digunakan selama berabad-abad untuk menjaga kondisi sawah mereka agar tetap optimal. Setiap tahun, mereka mengandalkan peternak untuk melepaskan ribuan itik.
Sebagaimana dilansir Oddity Central, Jumat (18/9/2020), terkadang puluhan ribu bebek muda yang lapar datang ke ladang, untuk membersihkannya dari hama seperti siput ceri dan siput. Mereka juga turut membersihkan gulma dan sisa tunggul padi.
Selain berfungsi sebagai pestisida alami, bebek juga dapat menyuburkan sawah dengan kotorannya.
“Manfaat bagi peternak adalah kami mengurangi biaya untuk memberi makan itik. Sebagai imbalannya, untuk petani padi, bebek membantu memakan hama dari pertanian dan petani dapat mengurangi penggunaan bahan kimia dan pestisida,” kata seorang peternak itik berusia 34 tahun.
Bebek berusia 20 hari menjelajahi sawah selama sekitar lima bulan setiap tahun. Mereka berpindah dari satu peternakan ke peternakan lain sebelum kembali untuk bertelur selama sekira tiga tahun lagi.
Sekawanan bebek yang berjumlah 10.000 ekor dapat membersihkan peternakan seluas 70 hektar secara menyeluruh dalam waktu sekira satu minggu.
Menggunakan bebek sebagai pestisida alami di sawah adalah bagian dari tradisi lama di provinsi Nakhon Pathom yang dikenal sebagai ‘ped lai thoong’ yang memiliki arti ‘bebek pengejar lapangan’.
Baca juga: Makan Malam Istimewa dengan Cumi Sambal Hijau, Catat Resepnya!
(ahl)