TEL AVIV – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menanggapi dingin keputusan negara-negara Organisasi Kerjasama Islam (OKI) tentang status Yerusalem. Organisasi yang beranggotakan 57 negara ini, menetapkan dengan tegas bahwa Yerusalem Timur adalah Ibu Kota Palestina.
Menanggapi hal tersebut, PM Netanyahu menyatakan, ia tidak terkesan atas pernyataan para pemimpin negara Islam yang berkumpul di Istanbul, Turki tersebut. “Semua pernyataan ini tidak memberi kesan apa pun kepada kami. Pada akhirnya, kebenaran akan menang dan yang lainnya akan mengakui Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel dan akan memindahkan kedutaannnya,” ujar Netanyahu.
BACA JUGA: Raja Salman: Masyarakat Palestina Berhak Atas Yerusalem
Sebagaimana dilansir dari The New Arab, Kamis (14/12/2017), PM Netanyahu menolak keputusan OKI tersebut dan meminta dengan tegas pada Palestina untuk mengakui kekalahannya. Menurut Netanyahu, dengan mengalahnya Palestina, maka perdamaian akan bisa terwujud.
“Sebaiknya Palestina menerima kenyataan dan bekerja untuk perdamaian. Bukan bekerja untuk radikalisasi dan sebaiknya mengakui fakta tentang Yerusalem. Kami juga akan melindungi kemerdekaan para peziarah untuk semua agama di Yerusalem,” imbuhnya.
Selain menyebut Yerusalem sebagai Ibu Kota Palestina, negara-negara OKI juga mendesak negara lainnya untuk turut mendukung hal tersebut. Sebagaimana diketahui, klaim Israel terhadap Yerusalem Timur ditolak sebagian besar negara di dunia termasuk Uni Eropa. Sebagian besar dari mereka menilai bahwa status Yerusalem hanya bisa ditentukan melalui perlindungan 2 negara Israel-Palestina.
(rav)