TIDAK jarang kita temukan seorang wanita mengalami depresi setelah melahirkan. Hal itu lazim disebut “baby blues”. Namun apakah pria juga bisa mengalami hal serupa?
Ternyata periset dari Swedia telah melakukan penelitian terhadap para ayah di Swedia mengenai rasa depresi pascakelahiran anak mereka. Dan hasilnya pun cukup mencengangkan. Mereka menemukan bahwa 30 persen ayah telah menunjukkan tanda-tanda depresi ringan, sebagaimana yang dilansir dari Asiaone, (18/12/2017).
Catatan yang menjadi perhatian ialah bahwa dari 30 persen alias satu dari lima ayah akan mencari pertolongan saat dirinya mengalami depresi, bahkan sepertiga dari mereka memiliki pemikiran untuk menyakiti dirinya sendiri.
BACA JUGA:
Intip Keseruan Natasha Mannuela Rayakan Natal Bersama Teman Gerejanya
Padahal secara logika, para ayah tidak hamil, tidak melahirkan bayi, tubuh mereka tidak membesar, puting mereka tidak sakit. Lalu, apa yang membuat mereka menjadi tertekan dan mengalami depresi?
Periset dari Swedia, Elsa Psouni, yang merupakan pemimpin studi Swedia dan professor psikologi di Universitas Lund, mengatakan bahwa depresi pada ayah disebabkan oleh tuntutan dalam menyambut peran sebagai ayah, termasuk juga tuntutan pekerjaan untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang lebih ekstra, karena yang seperti kita tahu bahwa semakin banyak anggota keluarga, maka akan semakin banyak juga kebutuhan yang harus terpenuhi. Adapun faktor lain yang turut memengaruhi ialah masalah pekerjaan, kurang tidur, dan konflik dalam suatu hubungan.
BACA JUGA:
Ibu Ini Tega Lakukan 13 Operasi Besar pada Anaknya yang Sehat, Kenapa?
Depresi yang dialami oleh para ayah biasanya ditandai dengan gejala mudah tersinggung, mudah cemas, mudah kesal, cepat merasa lelah, tidak memiliki rasa percaya diri, dan sulit beristirahat. Jika gejala tersebut terus dibiarkan, maka akan menimbulkan dampak negatif bagi kesejahteraan dan perkembangan anak. Sebab, seorang ayah yang mengalami depresi akan sedikit mencurahkan kasih sayangnya dan menjadi jarang bermain kepada anaknya, sehingga tumbuh kembang anak jadi tidak seimbang. Penelitian pun menunjukkan bahwa anak-anak yang menjadi korban bagi ayah yang depresi akan mengalami masalah perilaku yang buruk.
Seperti yang kita tahu, tanda-tanda depresi pascamelahirkan biasanya hanya disoroti bagi kaum ibu, sementara kesehatan mental ayah jarang diperhatikan. Bagaimanapun, kondisi ini harus ditangani secepatnya.
(ndr)