Teknologi Laser Temukan Peninggalan Tersembunyi Suku Maya

JAKARTA – Survei yang dinamakan LIDAR atau ‘light’ dan ‘radar’ mengungkap struktur yang sebelumnya tidak diketahui. Struktur tersebut kabarnya berusia 60 ribu tahun.

Dilansir Sciencealert, Jumat (2/2/2018), temuan ini menunjukkan sebuah megalopolis luas yang merupakan rumah bagi jutaan orang. Melalui survei yang melibatkan teknologi laser, terungkap hutan seluas 2.100 kilometer persegi di area hutan di sekitar ‘Lost World city of Tikal’.

Tim peneliti menemukan istana, jembatan, benteng, tempat tinggal, dan fitur buatan manusia lainnya yang telah hilang. Kota ini diyakini sangat besar, tiga sampai empat kali lebih besar dari perkiraan sebelumnya.

“Gambar LIDAR memperjelas bahwa seluruh wilayah ini adalah sistem permukiman yang skala dan kepadatan penduduknya terlalu diremehkan,” Thomas Garrison, seorang arkeolog berbicara kepada National Geographic.

Baca juga: Arkeolog Temukan Kastel Tertua Suku Maya

Seiring teknologi digital menjadi lebih canggih, semakin berkembang dan bermanfaat untuk penelitian. LIDAR khususnya telah berkembang semakin populer di bidang studi arkeologi. Menggunakan laser sebagai jenis radar untuk membuat peta 3D, dan ini sangat berguna karena dapat menembus dedaunan dan air.

Survei LIDAR sebelumnya telah menemukan kota abad pertengahan yang besar di bawah hutan Kamboja, dan sisa-sisa struktur Zaman Besi di Inggris.

Baca juga: Papan Batu Berusia 1.400 Tahun Ungkap Pertandingan Bola Suku Maya

Survei Tikal, yang dipimpin oleh Yayasan PACUNAM yang berfokus pada penelitian dan konservasi di Cagar Biosfer Maya, adalah survei arkeologi terbesar yang menggunakan LIDAR sampai saat ini.

Dalam posting-an Twitter oleh National Geographic, terungkap gambar mengenai temuan peninggalan kota suku Maya. “Jaringan interkoneksi kota Maya kuno merupakan rumah bagi jutaan orang daripada yang diperkirakan sebelumnnya,” tweet @NatGeo.

Hasil survei menunjukkan peradaban yang kompleks dan dinilai sangat canggih 1.200 tahun yang lalu, dipimpin oleh Snake Kings yang tampaknya menaklukan kota Maya.

Para periset percaya bahwa ini sangat berbeda dari peradaban negara-negara kota yang jarang tersebar melalui penelitian berbasis darat. Ini lebih sebanding dengan budaya seperti Yunani kuno, atau China.

Diperkirakan ada populasi sekira 20 juta orang di dataran rendah Maya, sekira setengah populasi keseluruhan Eropa pada waktu itu. Di antara penemuan-penemuan itu ada jalan raya, menghubungkan hampir semua pusat kota, serta pusat kota ke pertambangan.

(ahl)