Jaringan Kereta Api Madrid Dibom Teroris, 191 Orang Tewas

WARGA Ibu Kota Madrid, Spanyol, beraktivitas seperti biasa pada 11 Maret 2004 dengan menumpang rangkaian kereta api. Sepuluh bom tiba-tiba meledak di empat rangkaian kereta di tiga stasiun berbeda di Madrid hingga jam sibuk di pagi hari itu makin hiruk-pikuk.

Sepuluh bom itu diketahui diaktifkan dengan dari jarak jauh dengan menggunakan telefon seluler (ponsel). Kepolisian Spanyol sempat mengarahkan kecurigaan kepada kelompok separatis Basque, ETA, sebagai dalang dari serangan yang menewaskan 191 orang dan melukai 2.000 lainnya itu.

Dugaan tersebut meleset. Sebab, bukti-bukti yang ditemukan pada akhirnya mengarah kepada kelompok teroris Al Qaeda. Penyidik yakin seluruh ledakan diakibatkan oleh bahan peledak yang dibawa dengan menggunakan tas punggung ke atas kereta api.

Para teroris diyakini menargetkan Stasiun Atocha, Madrid. Sebab, sekira tujuh bom lainnya diledakkan di sekitar stasiun tersebut. Empat bom lainnya diledakkan di atas kereta api yang melintas di dekat Stasiun El Poso del Tio Raimundo dan Santa Eugenia.

Dinukil dari History, Minggu (11/3/2018), bom-bom itu diduga diledakkan karena kereta terlambat sampai di Atocha. Sementara itu, tiga bom lainnya gagal meledak seperti yang sudah direncanakan dan ditemukan sebagai barang bukti yang utuh.

Banyak orang di Spanyol dan seluruh dunia saat itu yakin serangan dilakukan sebagai balasan atas partisipasi tentara Negeri Matador dalam Perang Irak. Sebagai informasi, sekira 1.400 tentara Spanyol berada di pangkalan militer di Irak.

Serangan terjadi hanya dua hari menjelang pemilihan umum (pemilu) Spanyol, di mana kaum sosialis anti-perang berhasil meraih kemenangan. Pemerintah baru di bawah Perdana Menteri (PM) Jose Luis Rodriguez Zapatero, menarik mundur pasukan dari Irak, hingga kompi terakhir pulang pada Mei 2004.

Pengeboman kedua, dengan target kereta cepat AVE, hampir terjadi pada 2 April 2004. Keesokan harinya, Kepolisian Spanyol berhasil mengungkap keberadaan para teroris yang menghuni sebuah apartemen di Leganes, Madrid selatan. Ketujuh terduga teroris itu bunuh diri dengan meledakkan bom saat digerebek. Ledakan itu turut menewaskan satu orang pasukan khusus Spanyol.

Satu orang pengebom lagi berhasil dibunuh oleh aparat dalam serangan bom 11 Maret 2004 dan 29 orang lainnya ditangkap. Setelah lima bulan persidangan pada 2007, sebanyak 21 orang terbukti bersalah, meski lima di antaranya, termasuk Rabei Osman yang diduga sebagai ketua jaringan teroris, pada akhirnya dibebaskan.

Untuk mengenang para korban tewas dalam serangan bom 11 Maret 2004, pemerintah Spanyol menanam sebatang pohon zaitun dan cemara yang melambangkan keabadian di Taman El Retiro, dekat Stasiun Kereta Api Atocha.

(war)