Media Sosial Berpotensi Hancurkan Indonesia, Kok Bisa?

JAKARTA – Media sosial dewasa ini bisa diibaratkan sebagai pisau bermata dua, di mana memiliki manfaat yang baik namun juga memiliki sisi buruk yang tidak kalah banyaknya. Oleh karena itu, para pengguna media sosial di Indonesia wajib memilah informasi di media sosial.

Menurut salah satu praktisi media sosial, Chamad Hojin media sosial awalnya dibuat untuk mengurangi kesenjangan komunikasi. Namun sayang, dalam beberapa tahun ke belakang, media sosial kini penuh dengan hoax dan ujaran kebencian.

“Pada mulanya, media sosial memiliki dampak positif untuk penggunanya. Namun sayang, belakangan ini malah dipakai untuk menyerang  seseorang,” ujar Hojin dalam diskusi Weekly Forum bertema ‘Mengenal dan Menghadapi Hoax di Era Digital’ di Gedung Sindo, Kamis (22/3/2018).

Di sisi lain, Direktur Jenderal Informasi Komunikasi Publik Kementerian Komunikasi dan Informatika Niken Widiastuti menjelaskan, penetrasi internet dan juga media sosial di Indonesia sangatlah besar. Hal ini menyebabkan informasi negatif seperti hoax dan ujaran kebencian sangat mudah untuk menyebar.

“Di Indonesia, penyebaran informasi sangat deras, sudah seperti tsunami,” ungkap Niken.

Baca juga: Menkominfo: Tabayyun, Jangan Buang Paket Data untuk Sebar Hoax

Tak ketinggalan, Mayjen TNI Hartind Asrin, S.E., Dirjen Strategi Pertahanan, Kementerian Pertahanan RI pun memberikan tanggapannya. Dia menganggap, media sosial memiliki potensi untuk menghancurkan Indonesia.

“Mau hancurkan Indonesia itu mudah. Bisa lewat media sosial. Sebarkan konten pornografi. Media sosial itu seperti narkoba,” jelas Mayjen Hartind.

Baca juga: Aplikasi Anti-Hoax Besutan 3 Mahasiswa Indonesia Juarai Event AICTA

Oleh karena itu di dalam forum ini kembali mengingatkan kembali kepada masyarakat Indonesia untuk berhati-hari dalam menyaring informasi. Hal ini dikarenakan untuk menghindari para pengguna dari berita hoax.

Sekedar informasi, pada forum diskusi hari ini dihadiri oleh para mahasiswa dari beberapa kampus kenamaan, seperti Universitas Gunadarma dan Universitas Negeri Jakarta. Acara diskusi ini digelar setiap minggu untuk mengedukasi masyarakat terhadap isu tertentu. (chn)

(ahl)