JAKARTA – Bandara Internasional Lombok resmi berganti nama sejak 5 September 2018, dari Lombok International Airport (LIA) menjadi Bandara Internasional Zainuddin Abdul Madjid. Pergantian tersebut berdasarkan Surat Keputusan Menteri Perhubungan Republik Indonesia, Nomor KP 1421 tahun 2018.
Selai itu, pergantian nama bandara itu mengacu pada Keputusan Presiden Republik Indonesia Nomor 115/TK/Tahun 2017 tentang Penganugerahan Gelar Pahlawan Nasional. Salah satunya untuk TGKH M Zainuddin Abdul Madjid yang merupakan tokoh asal NTB sekaligus kakek dari Tuan Guru Bajang (TGB) M Zainul Majdi.
Hal ini mengundang reaksi para elite Partai Demokrat. Pasalnya, prasasti yang sebelumnya ditandatangani sang Ketua Umum Partai Demokrat Susilo Bambang Yudhoyono (SBY) di bandara tersebut kabarnya diganti.
Bahkan, Wasekjen Partai Demokrat, Andi Arief melalui akun Twitter-nya menyatakan, hal tersebut merupakan modus baru pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) agar bisa megubah prasasti yang sebelumnya ditandatangani SBY saat menjabat sebagai Presiden.
Pak Jokowi, apakah anda tidak punya rasa malu mau mengganti prasasti Bandara Lombok dengan prasasti baru bertandatangan anda?
ini Video SBY meresmikan membangun dab meresmikan Bandara Lombokhttps://t.co/3krZvqq8mT— andi arief (@AndiArief__) September 12, 2018
“Modus baru, ganti nama bandara agar bisa ada tanda tangan Jokowi,” kicau Andi Arief di Twitter, Rabu (12/9/2018).
“Pak Jokowi, apakah Anda tidak punya rasa malu mau mengganti prasasti Bandara Lombok dengan prasasti baru bertandatangan Anda? ini Video SBY meresmikan membangun dan meresmikan Bandara Lombok,” lanjut cuitan Andi.
Aksi protes juga disampaikan Sekjen Partai Demokrat Hinca Pandjaitan. Melalui akun Twitter, dia juga menegaskan jika bandara Lombok adalah karya SBY semasa menjadi Presiden.
“Yang membedakan sejarah dengan yg lain adlh sifat otentik dan kejujurannya tuk disampaikan dan diturunkan ke generasi berikutnya. Bandara Internasional Lombok adalah salah satu karya pemerintahan @SBYudhoyono, prasasti yang ditandatangani pun masih basah dan diingat rakyat NTB,” tulis Hinca di akun Twitter-nya.
Yang membedakan sejarah dengan yg lain adlh sifat otentik dan kejujurannya tuk disampaikan dan diturunkan ke generasi berikutnya.
Bandara Internasional Lombok adalah salah satu karya pemerintahan @SBYudhoyono , prasasti yang ditandatangani pun masih basah dan diingat rakyat NTB. pic.twitter.com/uRXI82Zmsc— HincaPandjaitanXIII (@hincapandjaitan) September 12, 2018
(fid)