DUMAI – Sekitar 200 meter hutan manggrove di Dumai, Riau, ambruk diterjang abrasi dikarenakan gelombang air laut terpusat ke Bandar Bakau. Jika tidak diselamatkan sepuluh tahun mendatang kawasan tersebut hanya tinggal kenangan.
Dikatakan Moh Darwis, pengelola Bandar Bakau Dumai menyebutkan saat ini gelombang air laut terpusat menghantam Bandar Bakau.
“Ini akibat kiri dan kanan Bandar Bakau sudah diturap oleh pabrik, sehingga efeknya pukulan gelombang mengarah kesini dan membuat terjadinya abrasi di kawasan ini,” kata Darwis, Selasa (15/1/2019).
Darwis yang merupakan pengurus Pecinta Alam Bahari (PAB) Kota Dumai juga menjelaskan, dalam sepeluh tahun mendatang Bandar Bakau akan habis oleh gelombang laut.
“Untuk menyelamatkan hutan bakau ini perlu ditanam 60 ribu batang manggrove, jika tidak ini hanya tinggal kenangan,” katanya kembali.
Disebutkannya juga, pihaknya juga telah mempersiapkan seluruh bibit baru manggrove yang akan ditanam secara rapat untuk menyelamatkan kawasan tersebut.
“Kita sudah mempersiapkan seluruh batang manggrove yang dibutuhkan untuk menyelamatkan hutan ini, dan akan ditanam pada hari Hutan Sedunia bulan Maret mendatang,” katanya.
Proses penanaman tersebut dilaksanakan atas inisiatif pihak PAB Dumai tanpa adanya bantuan penyelamatan dari pihak Pemerintah Kota Dumai.
“Hutan manggrove ini hanya menjadi kebanggaan Pemerintah, namun tidak pernah tersentuh untuk penyelamatan, saat ini yang peduli terhadap kawasan hutan bakau hanya PT Pertamina, mereka telah membantu 3000 batang melalui dana CSR,” katanya mengakhiri.