Keberadaan Becak Motor di Kota Pangkalan Kerinci Mulai Langka, Populasinya Tinggal Puluhan

Becak motor di Kota Pangkalan Kerinci

PANGKALAN KERINCI – Keberadaan becak motor di Kota Pangkalan Kerinci, Kabupaten Pelalawan, Riau semakin langka. Kendaraan beroda tiga ini adalah sarana transportasi serba guna yang digunakan oleh masyarakat.

Becak mesin ini merupakan moda transportasi sangat populer untuk perjalanan dari pintu me pintu (door to door sevice).

Becak motor, muncul di Kota Pangkalan Kerinci dan sejumlah kota lain terutama pusat ibu kota kecamatan yang berada di Jalan Lintas Timur (Jalintim) Pelalawan, pada awal pemekaran kabupaten sekitar tahun 1999 an.

Seiring berjalannya waktu dan majunya perkembangan zaman, becak yang ukurannya cukup lebar dengan penggerak sepeda motor mengalami kejayaannya hingga tahun 2008.

Dan seiring pesatnya pembangunan infrstruktur jalan kota oleh pemerintah, becak motor di Kota Pangkalan Kerinci serta mudahnya masyarakat untuk mendapatkan kredit sepeda motor membuat becak mulai tersisihkan.

“Sekitar tahun 2000 hingga tahun 2008, becak motor di Pangkalan Kerinci jumlahnya sampai ratusan,” sebut Samsul Bahri, Minggu (20/1/2019).

Pria yang sangat mengetahui sejarah keberadaan becak motor dan pernah menjadi pengurus persatuan becak di Kota Pangkalan Kerinci ini menuturkan, selama kurun waktu 8 tahun becak motor mengalami masa keemasannya.

Bahkan tidak sedikit penghasilan dari membecak, profesi ini menjadi pilihan sebagian besar masyarakat terutama kaum perantau untuk bekerja sebagai tukang becak.

“Waktu itu, sehari cari duit 200 sampai 150 ribu masih gampang. Sejak tahun 2008 becak jumlahnya mulai menurun, sekarang paling jumlahnya tinggal puluhan” ucap Samsul Bahri, yang kini menjabat Ketua PWI Pelalawan.

Pada masanya di sepanjang Jalintim Kota Pangkalan Kerinci terdapat beberapa tempat mangkal becak, yakni di Pasar Baru, depan Lapangan Bola Pangkalan Kerinci, simpang Jalan Akasia, simpang BTN Lama, depan Town Site I PMH dan Simpang Langgam.

Namun saat ini, jarang ditemukan lagi becak mangkal ataupun mondar-mandir di jalanan Pangkalan Kerinci. Hanya beberapa saja yang masih terlihat mangkal, di Pasar Baru dan simpang Alasia itupun jumlahnya sangat sedikit.

Amatan GoRiau, becak di Kota Pangkalan Kerinci kini mulai berevolusi, yang dulu bentuknya sederhana sekarang telah dimodifikasi.

Ada penambahan pada exteriornya berupa kaca terbuat dari plastik mika sebagai pelindung debu, baik pengendara maupun penumpang becak. “Penumpang lebih memilih yang pakai kaca,” kata pembecak yang mangkal di Pasar Baru, Pangkalan Kerinci.