PEKANBARU – Persoalan jalan berlubang hingga awal tahun 2019 ini masih menunggu perhatian serius dari pemerintah daerah yang berwenang. Sementara itu, pengendara dan warga setempat harus berinisiatif sendiri untuk menghindari kejadian – kejadian tak diharapkan, seperti menjaga sebuah lubang yang sudah cukup untuk dikatakan seukuran kolam ikan di Jalan Soebrantas, tak jauh dari gerbang Kampus Universitas Riau, Panam.
Merasa resah melihat selalu ada pengendara yang terjebak dilubang tersebut setiap malam, beberapa kali warga disekitar Jalan Soebrantas tersebut rela kehujanan demi ‘menjaga’ lubang dan memberi peringatan kepada pengendara agar memelankan lajunya. Rabu malam, (24/1/2019) inipun, pemandangan tersebut kembali terlihat.
“Bilang sama pemerintah itu, saya jualan roti tiap malam di pinggir jalan itu, setiap malam saya lihat ada yang jatuh ke lubang. Sudah bertahun – tahun saya jualan, bayangkan sudah berapa ratus kali saya lihat orang jatuh di lubang ini,” ujar salah satu warga bernama Bambang, yang bertugas memperingatkan pengendara dengan mengibarkan bendera.
Ia menjelaskan, pihaknya sudah berupaya berulang kali untuk menimbun lubang tersebut, baik dengan tanah, batu, ataupun semen, tetapi tidak dapat bertahan lama. Terlebih, kurangnya penerangan jalan dimalam hari, sering membuat pengendara yang lengah dan tak hafal keberadaan si lubang, akan terjerembab.
“Apalagi kalau hujan dan banjir, yah sudahlah. Entah kapan pemerintah mau memperbaiki ini,” imbuh warga lain.
Sementara itu, berdasarkan data yang dihimpun GoRiau.com, Jalan Soebrantas merupakan wewenang dari Pemerintah Provinsi Riau. Jalan tersebut memiliki panjang sekitar 5,60 KM.