Fakta-Fakta Taruna ATKP Dianiaya Senior hingga Tewas, Nomor 4 Miris

JAKARTA – Taruna Akademik Teknis Keselatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra meninggal dunia setelah dikeroyok oleh seniornya. Dalam keadaan penuh luka lebam dibagian tubuhnya, Aldama terbujur kaku di Rumah Sakit (RS) Sayang Rakyat.

Berikut beberapa rangkuman fakta yang dihimpun Okezone:

1. Kampus kabarkan orang tua Aldama tewas karena terjatuh di kamar mandi

Ayah Aldama, Daniel Pongkala, mengatakan bahwa pertama kali mengtahui anaknya meninggal setelah diberitahu oleh pihak kampus melalui telefon oleh pengasuh ATKP yang juga merupakan anggota TNI AU, minggu malam sekira pukul 23.00 WITA.

“Saya mendapat telefon dari pengasuhnya, saya disuruh ke rumah sakit. Awalnya dikasih tau anak saya jatuh di kamar mandi dan belum kasih tau bahwa dia meninggal dunia jadi saya menuju ke sana, di perjalanan saya pikir anak saya hanya luka atau patah tulang,” kata Daniel saat diwawancara malam ini di rumah duka.

2. Senior Aldama ditetapkan sebagai tersangka


Dalam kasus ini, polisi telah menetapkan satu orang senior yakni Muhammad Rusdi (21), yang diduga terlibat dalam kasus pengroyokan tersebut.

Kapolrestabes Makassar Kombes Wahyu Dwi Ariwibowo menyebut penetapan tersangka itu dilakukan setelah pihaknya melakukan pemeriksaan secara marathon, dari kemarin pagi sampai tadi malam.

“Kasus penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia, jadi kronologi, pada saat si korban pulang dari kegiatan IPL,” kata Dwi saat merilis kasus ini, Selasa (5/2/2019).

3. Aldama dikeroyok lantaran tak gunakan helm

Pengroyokan Aldama sendiri bermula lantaran hal sepele. Pasalnya, senior tersebut tegas menganiaya juniornya itu karena Aldama tak menggunakan helm ketika masuk ke dalam kampus tersebut.

“Jadi pelanggaran dan dilihat yang tidak menggunakan helm, di situlah ditegur, baru dipanggil ke kamar salah satu senior. Dan disitulah terjadi kasus penganiayaan yang mengakibatkan korban meninggal dunia,” ujar Kapolrestabes Makassar Kombes Pol Wahyu Dwi Ariwibowo.

4. Korban curhat sering dipukul senior


Sebelum tewas, Aldama ternyata sempat curhat kepada rekan satu angkatannya mengenai kehidupannya dilingkungan akademik tersebut. Menurutnya, ketika menjalani bangku sekolah, dirinya kerap dipukul oleh seniornya.

Sahabat Adama, Arman (19) mengaku sudah berteman dengan Aldama sejak usia empat tahun. Arman mengaku selalu mendengar curhatan Aldama. Yang terakhir mendengarkan curhat Aldama pada Sabtu (2/2/2019) ketika melakukan weekend.

“Kalau sudah pulang dari ATKP Makassar, dia pasti hubungi saya untuk pergi ke warung kopi, biasanya dia cerita kalau sering mendapatkan pemukulan, beruntung kalau dalam sehari tidak dipukuli,” ujarnya.

(kha)