MAKASSAR – Taruna Akademi Teknik Keselamatan Penerbangan (ATKP) Makassar, Aldama Putra (19) meninggal dunia. Ia meninggal dunia di Rumah Sakit Sayang Rakyat dengan penuh luka lebam dan luka di bagian dalam tubuhnya.
Kini jenzah korban sudah di berada rumah duka, Jalan Leo Wattimna, Kompleks TNI AU, Lanud Sultan Hasanuddin, Kabupaten Maros, Selasa (5/2/2019) malam.
Taruna tingkat pertama ATKP Makassar ini tewas ditangan seniornya. Sebelum tewas korban sering curhat ke sahabatnya tentang kekerasan yang terjadi di kampus ATKP Makassar, Jalan Salodong, Kecamatan Biringkanaya Makassar
Sahabat Adama, Arman (19) mengaku sudah berteman dengan Aldama sejak usia empat tahun. Arman mengaku selalu mendengar curhatan Aldama. Yang terakhir mendengarkan curhat Aldama pada Sabtu (2/2/2019) ketika melakukan weekend.
“Kalau sudah pulang dari ATKP Makassar, dia pasti hubungi saya untuk pergi ke warung kopi, biasanya dia cerita kalau sering mendapatkan pemukulan, beruntung kalau dalam sehari tidak dipukuli,” ujarnya saat diwawancara di rumah duka, Selasa (5/2/2019) malam.
Arman melanjutkan, jika Aldama yang merupakan ketua tingkat angkatannya itu kerap menanggung hukuman dari seniornya.
Meski pelanggaran tersebut dilakukan oleh rekannya.
“Aldama paling sering dipanggil senior-seniornya karena ketua tingkat dalam kelasnya. Bahkan saat teman sekelasnya melakukan kesalahan seperti temannya didapat merokok atau belanja dia dipanggil dan dipukul,” ujar teman sekolah Aldama di SMA Angkasa Kabupaten Maros.
Sementara ayah korban, Pelda Daniel Pongkala menyayangkan sikap anaknya yang tidak menceritakan kekerasan yang dialami selama menempuh pendidikan.
“Karena saya pasti masuk ke dalam kampus laporkan kejadian itu seandainya anak saya melaporkan ke saya apa yang dialami, tapi dia tidak pernah cerita sama saya apa yang ia alami,” bebernya.
Anggota TNI AU Lanud Sultan Hasanuddin ini juga menyesalkan sistem pendampingan yang dilakukan oleh pihak ATKP Makassar yang masih kurang dalam pengawasan.
“Kita tentunya sayangkan kenapa Aldama ketika terjatuh baru tidak ada yang tahu dari pihak ATKP Makassar, pada saat tumbang anak saya baru ada pengawas dan pengasuhnya,” katanya.
(kha)