
PEKANBARU – Asosiasi Perusahaan Jasa Pengiriman Ekspres Indonesia (Asperindo) Riau menggelar aksi di depan Purna MTQ Pekanbaru, Rabu, (13/2/2019).
Aksi ini merupakan penolakan kenaikan Surat Muatan Udara (SMU) sebesar 330 persen, oleh semua airlines secara sepihak.
“Ini adalah aksi awal yang kita lakukan atas kebijakan airline menaikan tarif sepihak hingga 330 persen perhari ini, yang sangat memberatkan kita sebagai UMKM di Riau dan juga se-Indonesia. Kita meminta pihak airline meninjau kembali kenaikan tersebut, untuk keberlangsungan UMKM, dimana konsumen kami adalah masyarakat umum,” ujar Ketua DPW Riau Asperindo Yandri Amri Lubis.
Yandri menjelaskan, dari 42 perusahaan anggota di Asperindo Riau, 3 diantaranya harus berhenti beroperasi untuk sementara, karena tidak sanggup menahan beban operasional. Sementara yang masih beroperasi terpaksa harus menaikkan tarif pengiriman, yang akan berdampak pada masyarakat sebagai konsumen.
“Perhari ini saja sudah ada yang anggota kita, 3 perusahaan yang tutup sementara karena beban operasional. Juga berimbas kepada kawan – kawan lain yang harus menaikkan tarif kirim, ini dampaknya akan memberatkan masyarakat,” jelasnya.
“Contohnya dibisniskan online, tentu ongkos kirim mereka akan jauh lebih mahal dari sebelumnya,” terangnya.
Sementara itu, Yandri juga mengatakan bahwa sebelum aksi ini digelar, pihak Asperindo telah melayangkan surat melalui Asperindo pusat, dan mengadakan beberapa pertemuan demi mencari solusi lain dari kenaikan tarif harga tersebut. Namun, hingga aksi ini digelar belum ada keputusan signifikan terhadap UMKM, khususnya di Riau.
“DPP Asperindo sudah melayangkan surat, tetapi tidak ada tanggapan berarti dari airline, begitu juga pertemuan – pertemuan yang tidak menghasilkan keputusan signifikan bagi UMKM. Kita juga protes melalui Kemenhub dan Kemenkominfo, dan masih menunggu prosesnya,” ungkapnya.
“Kita mencoba berkomunikasi dengan pihak airline, dan menyampaikan beberapa masukan selain menaikkan tarif, begitu juga dengan tarif tiket penumpang,” pungkasnya.