Kasum TNI Tinjau Karhutla di Riau Bersama Gubri, Syamsuar: Memadamkan Lahan Terbakar Taruhannya Nyawa

PEKANBARU – Kepala Staf Umum (Kasum) TNI, Letjen TNI Joni Supriyanto mengecek kondisi terakhir kebakaran hutan dan lahan (karhutla) disejumlah lokasi di Provinsi Riau. Pengecekan yang dilakukan Pangdam V/Jaya ini bersama Gubernur Riau (Gubri) Drs Syamsuar MSi, Danrem 031/Wirabima Brigjen M Fadjar dan Danlanud Roesmin Nurjadin Marsma TNI Ronny Moningka, serta Kepala BPBD Riau Edwar Sanger.

Adapun lokasi karhutla yamg ditinjau Kasum TNI bersama Syamsuar, meliputi Kempas Jaya (Indragiri Hilir), Indragiri Hulu, Taman Nasional Teso Nelo dan Langgam (Pelalawan), Sabtu (10/8/2019).

banner 300x250

Syamsuar mengatakan kepada GoRiau.com, banyak lokasi kebakaran yang jauh dari sumber air. Akibatnya, upaya pemadaman lahan yang terbakar pun memerlukan waktu yang cukup lama untuk mencari sumber air baru.

“Apabila di lokasi tersebut sulit air, yang kita lakukan dengan cara water bombing. Meminta bantuan satgas udara menyiram air dari udara ke lahan yang terbakar. Upaya pemadaman yang kita lakukan ini efektif untuk memadamkan api, meskipun membutuhkan waktu,” ungkap Syamsuar.

Di lokasi lahan yang terbakar di Langgam, Kabupaten Pelalawan, Syamsuar mendengarkan keluh kesah yang dialami satgas darat dalam upaya pemadaman lahan yang terbakar.

“Ternyata memadamkan lahan terbakar taruhannya nyawa. Karena kalau tidak hati-hati bisa masuk ke dalam lahan gambut yang terbakar. Dimana dalam lahan gambut bisa mencapai 5 meter lebih. Juga kepungan asap tebal dari lahan yang terbakar bisa membuat sesak nafas,” ujar Syamsuar.

Ada 19 helikopter yang standby di Lanud Roesmin Nurjadin, dikatakan Syamsuar, untuk melakukan water bombing di Riau. Sembilan belas helikopter itu, terdiri 9 helikopter BNPB, 1 helikopter KLHK, 8 helikopter perusahaan, dan 1 helikopter BKO TNI.

“Saya bertemu Bupati, Kapolres, Dandim, anggota TNI-Polri, BPBD, MPA, Manggala Agni dan karyawan perusahaan, yang ikut memadamkan api. Mereka bercerita bagaimana angin kencang dan lokasi terbakar yang sulit dijangkau, serta sumber air minim, jadi kendala. Kita sama-sama berdoa, semoga asap dan karhutla di Riau tidak ada lagi,” jelas Syamsuar.