JAKARTA – Parade Tari Nusantara 2019 yang diikuti 34 Provinsi akhirnya menempatkan DKI Jakarta sebagai Juara umum dan Provinsi Riau sebagai Runner Up.
Kontingen Provinsi Riau tampil memukau dan berhasil menyabet 5 gelar sekaligus dalam Parade Tari Nunsantara yang diikuti 34 Provinsi di Taman Mini Indonesia Indah (TMII), Sabtu (10/8/2019) malam.
Ketua Tim Rombongan Dinas Pariwisata (Dispar) Riau, Raja Indra, kepada GoNews.co mengatakan, sebagai Juara Umum dan Runner Up, DKI Jakarta beserta Provinsi Riau akan tampil mengisi acara di Istana Negara.
“Atas prestasi itu, InsyaAllah, bakal diundang ke istana negara oleh Presiden guna mengisi acara peringatan HUT RI, 17 Agustus 2020 mendatang,” ujarnya, Minggu (11/8/2019).
Untuk diketahui, Tim Parade Tari Riau mendapatkan 5 kategori Juara dan Terbaik, salah satunya adalah Penyaji Terbaik antar wilayah Eksotika Sumatera, yakni Terbaik Se Sumatera.
Yang kedua, adalah kategori Penata Musik Unggulan Terbaik, ketiga sebagai Penyaji Unggulan Terbaik, keempat sebagai Penata Tari Unggulan Terbaik dan terakhir Penata Musik Terbaik.
Terpisah, Kepala Dinas Pariwisata Riau, Fahmizal Usman saat dihubungi GoNews.co mengatakan, dirinya mengaku bangga, karena tim dari Riau berhasil menduduki peringkat kedua secara nasional.
“Alhamdulillah, semangat dan kerja keras tim, kita berhasil meraih posisi kedua atau runer up setelah Provinsi DKI Jakarta,” tandasnya.
“Kita tahun ini membawa tim juara Provinsi yakni Tim Sanggat Binsalo Art dari kabupaten Kuantan Singingi,” timpalnya.
Adapun tema yang diusung Tim Riau dalam Parade Tari kali ini kata Fahmizal, adalah ‘Surak Rang Kuantan’.
“Jumlah tim kita ada 20 orang yang dikomandoi Epi Martison sebagai koreografer,” paparnya.
Tema “Surak Rang Kuantan” kata Fahmizal, adalah salah satu karya seni yang terinspirasi dari kisah nyata Tepian Narosa, sebagai tempat wisata ‘Budaya Pacu Jalur’. Dimana pacu jalur adalah salah satu agenda kebudayaan kebanggaan masyarakat Riau dan Kabupaten Kuantan Singingi.
“Tarian ini menampilkan sketsa sketsa, tentang beberapa kebiasaan masyarakat Kuanding di Tepian Narosa tempo dulu dan masa sekarang. Sebelum dijadikan lokasi Pacu jalur, Tepian Narosa ini dulunya hanya sebagai jamban dan tempat mandi,” pungkasnya.