JAKARTA – Publik dikejutkan dengan ledakan besar yang terjadi di Pelabuhan Beirut pada Selasa (4/8/2020). Kejadian tersebut menewaskan setidaknya 78 orang dan melukai lebih dari 4.000 lainnya.
Menurut perdana menteri Lebanon Hassan Diab, amonium nitrat yang meledak pada Selasa telah disimpan di sebuah depot di Pelabuhan Beirut selama 6 tahun tanpa tindakan pencegahan yang tepat.
Bahan kimia ini dikenal sebagai NH4-NO3, merupakan senyawa yang sangat eksplosif digunakan dalam pembuatan pupuk pertanian dan juga dinamit. Sebuah ledakan terjadi ketika amonium nitrat bersentuhan dengan api terbuka, atau karena guncangan transisi menuju peledakan.
Jika amonium nitrat disimpan dalam jumlah besar, ledakan dapat menyebabkan bencana besar dengan banyak korban. Kontaminasi bahan kimia itu dengan bahan lain, misalnya minyak, menjadikannya sangat mudah meledak.
Baca juga: Ini Alasan Telur Melayang di Gelas Berisi Air Garam
Dikutip Pubchem, amonium nitrat tersedia secara komersial baik sebagai padatan kristal tidak berwarna dan diproses menjadi prill untuk aplikasi tertentu. Bahan ini larut dalam air.
Amonium nitrat akan terbakar jika terkontaminasi dengan bahan yang mudah terbakar. Ini mempercepat pembakaran bahan yang mudah terbakar dan menghasilkan oksida nitrogen yang beracun selama pembakaran.
Bahan kimia ini juga digunakan untuk membuat pupuk dan bahan peledak, serta sebagai nutrisi dalam memproduksi antibiotik dan ragi.
(ahl)