PEKANBARU (Inforiau.ID) – APJII kembali melakukan terobosan dalam membantu anggotanya guna kesinambungan usaha anggota. Salah satu program utama Kepengurusan APJII 2015-2018 adalah untuk mengakselerasikan ketersediaan infrastruktur khususnya infrastruktur akses (last mile) bagi seluruh anggotanya sehingga Layanan Internet Pita Lebar kepada masyarakat dapat disediakan di seluruh pelosok Indonesia.
Ketua APJII, Jamalul Izza, menuturkan “Beberapa saat lalu, APJII telah menjalin kerjasama dengan PT Bit Teknologi Nusantara (BITEK) dan PT Bali Tower Sentra Tbk (BTS) dalam penyediaan jaringan infrastruktur akses (last mile) berbasis Fiber Optik (FTTH) dimana BITEK dan BTS siap menjadi Neutral Network Operator berbasis Fiber Optik bagi seluruh anggota APJII dan menyewakan jaringan akses.
Kerjasama dengan operator lain untuk ketersediaan infrastruktur lainnya bagi anggota APJII juga telah dilakukan APJII dengan PT Mega Akses Perdana, PT. Telekomunikasi Indonesia Tbk, PT XL Axiata Tbk. dan PT Trans Indonesia Network serta beberapa operator infrastruktur lain yang segera menyusul.
Selanjutnya, Jamalul Izza menyampaikan, Kali ini, APJII menjalin kerjasama dengan konsorsium yang terdiri dari Axiata Business Services Sdn Bhd, yang merupakan anak usaha dari Axiata Group Berhad, PT Rumah Teknologi (NEUSAT), dan Koperasi Digital Indonesia Mandiri (DigiCoop), untuk menyediakan infrastruktur akses (last mile) berbasis Satelit sehingga Layanan Internet Pita Lebar berbasis Satelit dapat disediakan di seluruh Indonesia oleh seluruh anggota APJII.
“Infrastruktur akses satelit ini dijadwalkan dapat mulai digunakan oleh anggota APJII mulai 1 Januari 2018,” tandasnya.
Asri Hassan Sabri, Managing Director of Axiata Business Services Sdn. Bhd. menyatakan bahwa Peran Axiata Business Services dalam konsorsium ini adalah dalam penyediaan Kapasitas Satelit yang dimilikinya.
Dan dengan penandatanganan kerjasama di ajang CommunicIndonesia hari ini, kami akan selalu berkomitmen penuh untuk terus mendukung program ini.
“Sebagai Mitra Axiata Business Services, NEUSAT yang memiliki izin Jaringan Tetap Tertutup berbasis Satelit di Indonesia akan berperan sebagai operatornya dimana NEUSAT berkomitmen untuk menjadi Neutral Satellite Network Operator yang tidak berkompetisi dengan anggota APJII dalam menyalurkan Layanan Internet Pita Lebar. Kami menyediakan pipa lastmile nya saja, bandwidth Internet nya disediakan oleh anggota APJII. Kami juga menggunakan system yang sudah umum digunakan di dunia yaitu Hughes Network System,” kata direktur utama NEUSAT Kanaka Hidayat ini menyampaikan komitmennya.
Sesuai paparannya di CommunicIndonesia, Henri Kasyfi, Ketua Koperasi Digital Indonesia Mandiri atau yang lebih dikenal dengan sebutan DigiCoop, menambahkan, Kerjasama ini merupakan fase pertama dari Program Satelit Rakyat Indonesia (SATRIA) yang merupakan Program bersama Digicoop, MASTEL dan APJII dimana nantinya masyarakat dapat langsung berkontribusi dan ikut memiliki aset bangsa yang akan menyambungkan jutaan rumah di seluruh pelosok Indonesia.
“Fase kedua dan selanjutnya dari Program SATRIA akan menggandeng kerjasama dengan Operator Satelit kelas dunia lainnya hingga pada fase finalnya rakyat Indonesia akan meluncurkan satelit sendiri yang dibuat khusus dan diluncurkan secara independen,” pungkasnya.
Sementara itu, Ketua MASTEL, Kristiono, yang juga sebagai Ketua Dewan Pengawas Digicoop sekaligus Host dari CommunicIndonesia menegaskan bahwa Digicoop, yang merupakan hasil inisiatif bersama dari MASTEL & APJII, akan menjadi salah satu penyedia pendanaan Jangka Menengah dan Jangka Panjang bagi kesinambungan Program SATRIA ini maupun Program lainnya yang terkait fokus area DNA (Device Network Application). Pendanaan akan dilakukan melalui Program PMK (Penyertaan Modal Koperasi) oleh masyarakat dan perusahaan Indonesia (termasuk namun tidak terbatas pada anggota MASTEL dan anggota APJII) yang akan mulai dilaksanakan di tahun 2018.
Lebih lanjut lagi Kristiono menyampaikan, di ajang CommunicIndonesia ini, Digicoop juga meluncurkan Smartphone 4G Rp 300.000,- dan juga rencana jangka pendek (2018) untuk mulai melakukan investasi di Aplikasi Lokal juga melalui Program PMK, sehingga melengkapi seluruh fokus area Digicoop (DNA) dalam berkontribusi pada penegakan kedaulatan digital bangsa.
Kembali ke Program SATRIA, Ketua MASTEL dan Ketua APJII secara sepakat bersama-sama mengharapkan bahwa model kerjasama ini dapat menjadi jalan keluar bagi masalah 20 tahun terakhir ini terhadap ketersediaan Jaringan Infrastruktur Akses (Last Mile) Netral yang berkualitas dan terjangkau bagi lebih dari 400 anggota APJII, sehingga dengan demikian Layanan Internet Pita Lebar ke masyarakat pun akan juga berkualitas dan terjangkau di seluruh wilayah Indonesia.
Sementara itu Didi Winarsyah Darul selaku ketua APJII Riau mengatakan, Kami dari Riau sangat apresiasi karena memang pembangunan infrastruktur sangat dibutuhkan. Dengan adanya infrastruktur yang memadai selain membuat jangkauan internet lebih jauh juga membuat harga lebih kompetitif.
“Dengan adanya infrastruktur bersama juga menyederhanakan sistem dan membuat investasi lebih murah,” ujarnya.
Untuk diketahui, APJII adalah Asosiasi Penyelenggara Jasa Internet Indonesia, sebuah organisasi nirlaba yang telah berdiri sejak 15 Mei 1996 dan beranggotakan lebih dari 1.000 anggota saat berita ini diterbitkan.
Mulai dari 2016, APJII adalah organisasi terbuka, bukan hanya untuk penyelenggara jasa tekelomunikasi, tapi juga untuk seluruh institusi Indonesia yang menggunakan atau bekecimpung dalam teknologi Internet.