JAKARTA – Bumi terus-menerus mengeluarkan suara dengungan yang mengerikan, meski tidak dapat terdengar jelas oleh manusia. Sebelumnya, para ilmuwan merekam sinyal misterius tersebut dengan observasi berbasis darat, tapi kini mereka akhirnya berhasil menangkap sinyal misterius tersebut di bawah lautan.
Meskipun gempa Bumi menyebabkan Bumi mengeluarkan getaran dalam waktu yang lama, dengung misterius ini tetap muncul bahkan jika tidak ada aktivitas seismik yang signifikan. Sinyal frekuensi rendah pada dasarnya merupakan osilasi permanen Bumi, yang hanya dapat direkam dengan instrumen sensitif.
Sumber sinyal getaran konstan berfrekuensi rendah belum dapat diketahui. Dengan mengukur sinyal di dasar laut, ilmuwan akhirnya bisa mencari tahu penyebab dengungan tersebut.
Baca juga: Ilmuwan Temukan Mutan Angkasa Berusia 75 Juta Tahun
Percobaan pertama untuk mendeteksi dengung Bumi yaitu pada 1959. Namun, Ilmuwan berhasil mengkonfirmasi keberadaannya pada 1998. Tidak seperti penelitian sekarang, pengamatan sebelumnya dilakukan dengan seismometer di darat.
Penelitian baru tersebut penting karena salah satu teori lama menjelaskan bahwa fenomena ini melibatkan debaran ombak yang konstan di dasar lautan. Sebelumnya, para ilmuwan juga menyatakan bahwa gelombang laut yang kuat bisa mengguncang Bumi saat melintasi kontinental bawah laut.
Karena ini adalah pertama kalinya dengung Bumi telah terekam jauh di bawah laut, teori ini dapat ditelusuri lebih lanjut oleh para peneliti menggunakan data yang dikumpulkan dari observasi bawah laut.
Bumi mengandung 70% air, oleh karena itu mengukur dengung di bawah laut dapat memberi para ilmuwan kemampuan untuk menganalisis fenomena tersebut dengan sejumlah data global yang luas.
Baca juga: Ternyata Telinga Kanan Mampu Mendengar Lebih Baik saat Anda Banyak Berpikir
Untuk menangkap dengungan itu, tim peneliti yang dipimpin oleh Martha Deen, ahli geofisika di Paris Institute of Earth Physics, menghabiskan 11 bulan untuk mengumpulkan data dari 57 stasiun seismometer yang jauh di bawah laut Samudera Hindia, sebelah timur Madagaskar. Setelah mengeliminasi semua sinyal ambien di laut, para ilmuwan membandingkan data yang tersisa dengan observasi dengung yang dibuat oleh stasiun terestrial, untuk menemukan kecocokan.
Para peneliti menemukan bahwa dengung Bumi hampir 10.000 kali di bawah ambang pendengaran manusia – yang dimulai pada 20 hertz. Mereka juga percaya bahwa temuan penelitian ini dapat membantu memetakan interior bumi. Demikian dilansir dari International Business Times, Selasa (12/12/2017).
(kem)
Sumber: okezone.com