YERUSALEM TIMUR – Perdana Menteri (PM) Israel, Benjamin Netanyahu menawarkan diri menjadi seorang pemandu wisata peziarah Kristen. Tawaran tersebut ditujukan untuk umat Kristen yang hendak berwisata religi di kawasan Yerusalem.
Penawaran tersebut disampaikan PM Netanyahu dalam sebuah video ucapan Natal yang diunggah di Twitter resminya. Video tersebut diketahui diambil dengan latar Kota Yerusalem. Video itu diketahui memiliki durasi sekira 1 menit dengan judul Selamat Hari Natal dari Yerusalem, ibu kota Israel!”
BACA JUGA: Lagi, Seorang Warga Palestina Tewas Ditembak Tentara Israel
Sementara sebanyak sembilan negara memilih untuk menentang resolusi PBB tersebut dan 35 negara memilih untuk abstain. Dilaporkan sebanyak 21 negara tidak memberikan suara. Tetapi rupanya, hasil sidang ini tak menggoyahkan AS untuk mencabut keputusan tersebut.
Banyak yang menilai aksi Netanyahu ini dimaksudkan sebagai upaya mengukuhkan kota suci itu sebagai bagian dari negaranya. Yerusalem sendiri merupakan kota suci untuk tiga keyakinan yakni Yahudi, Kristen dan Islam.
Merry Christmas from Jerusalem, the capital of Israel! pic.twitter.com/ChhsuqudW8— Benjamin Netanyahu (@netanyahu) December 24, 2017
Dalam pesan tersebut, pria berusia 68 tahun itu menggambarkan bahwa Israel adalah surga bagi umat Kristen meski mereka adalah minoritas. Tercatat hanya 2% warga Israel yang menganut agama Kristen dari seluruh total penduduknya.
“Kami melindungi hak setiap orang untuk beribadah di tempat-tempat suci di belakangku ini. Bagi Anda yang akan datang ke Israel, saya akan mengikuti tur keliling. Sebenarnya, saya akan menjadi panduan Anda dalam tur terpandu ini,” ujar Netanyahu sebagaimana dikutip dari Reuters, Senin (25/12/2017).
BACA JUGA: Netanyahu Klaim Banyak Negara Akan Pindahkan Kedubes ke Yerusalem
PM Netanyahu mengatakan, paket wisata yang digagasnya itu akan dilaksanakan pada Natal tahun depan. Sebagaimana diberitakan sebelumnya, PM Netanyahu bersikukuh mempertahankan klaim atas Yerusalem sebagai Ibu Kota Israel meski ditentang oleh mayoritas negara anggota Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).
Sebanyak 128 negara dengan tegas menolak klaim Negeri Paman Sam. Sementara sebanyak sembilan negara memilih untuk menentang resolusi PBB tersebut dan 35 negara memilih untuk abstain. Dilaporkan sebanyak 21 negara tidak memberikan suara. Tetapi rupanya, hasil sidang ini tak menggoyahkan Amerika Serikat untuk mencabut keputusan yang diumumkan pada Rabu 6 Desember tersebut.
(rav)