JAKARTA menjadi salah satu titik yang dilewati peristiwa langka, yaitu gerhana bulan merah. Beruntunglah bagi warga yang bermukim di sekitar Jakarta, karena dapat menyaksikan fenomena langka yang hanya terjadi 100 tahun sekali.
Beberapa titik pengamatan bersama telah disediakan oleh pihak-pihak terkait, seperti di kawasan Kota Tua, Ancol, Taman Ismail Marzuki, hingga Monumen Nasional atau Monas. Maka, tidak heran jika warga menantikan peristiwa langka tersebut.
BACA JUGA:
- Catat! Ini Lokasi Shalat Gerhana Bulan yang bisa Anda Pilih Malam Ini
- Gerhana Bulan Total, Apa yang Bakal Anda Lihat Nanti Malam? Ketahui di Sini!
Akan tetapi, di balik gegap gempita antusias pengamatan gerhana bulan merah ini, ada beberapa mitos seputar gerhana bulan merah yang akan terjadi malam nanti, Rabu, 31 Januari 2018. Dikumpulkan Okezone dari berbagai sumber, berikut mitos-mitos seputar gerhana bulan merah, Rabu (31/1/2018).
1. Bulan merah darah
Gerhana bulan akan mengubah warna bulan dari abu-abu menjadi merah semerah darah. Ketika gerhana bulan merah terjadi, bayangan bumi yang disebut penumbra akan dilewati bulan, sehingga membuat tampak bulan hitam sebagian seperti dipotong atau digigit.
Sedangkan, inti dari bayangan bumi yang disebut umbra akan dilewati bulan juga dan membuat tampilan bulan berubah warna jadi merah tua, yang tampak pada mata manusia semerah darah, dan inilah waktu yang paling mengesankan dari semua rangkaian terjadinya gerhana bulan merah.
2. Makanan terkontaminasi racun
Mitos ini dipercaya oleh sebagian besar masyarakat India. Mereka menolak untuk makan ketika gerhana bulan merah terjadi. Masyarakat India juga menghindari memasak saat gerhana bulan merah terjadi, karena menganggap makanan yang ada saat gerhana sudah terpapar racun mematikan. Namun, tidak hanya India saja yang mempercayai mitos ini, sebab Jepang juga jadi negara selain India yang meyakininya.
3. Tuhan marah
Gerhana bulan merah yang membuat warna bulan semerah darah tersebut, menurut kepercayaan masyarakat Yunani kuno merupakan bentuk dari kemarahan Tuhan. Fenomena alam ini juga jadi pertanda datangnya sebuah bencana besar bagi sebuah negeri. Pada zaman tersebut juga meyakini gerhana sebagai awal bencana, berasal dari bahasa Yunani kuno, yaitu ekleipsis yang artinya ditinggalkan.
4. Bulan dimakan makhluk seram
Pada poin pertama dijelaskan bulan akan tampak seperti dimakan, dipotong, atau digigit karena sebagian akan berwarna hitam. Sementara, pada keyakinan mitologi kuno, bulan yang tampak sebagian hitam tersebut hilang karena dimakan serigala, agar serigala takut dan memuntahkan sebagian bulan, maka masyarakat akan membuat suara gaduh di rumah-rumah. Adapun masyarakat yang masih mempercayai mitos ini adalah Tiongkok.
5. Bumil dilarang keluar rumah
Hampir mitos soal gerhana bulan diyakini oleh setiap negeri di dunia. Sementara, di Indonesia mitos seputar gerhana bulan diyakini akan dialami oleh setiap ibu hamil. Pasalnya, masyarakat meyakini ibu hamil akan melahirkan anak yang cacat, seperti bibir sumbing dan buta jika keluar rumah ketika gerhana bulan berlangsung.
(ren)