TANGERANG – Mukhmainnah (24), korban selamat insiden longsornya Underpass Jalan Perimeter Selatan Bandara Soekarno Hatta, Tangerang hingga kini masih terbaring di ruang semi intensif RS Siloam Karawaci.
Wanita yang kerap disapa Ina tersebut tertimbun di dalam material longsoran selama 12 jam lamanya. Sementara rekannya yang turut terjebak longsor, Dianti Putri (24) terjebak selama 9 jam lantaran dapat dievakuasi lebih dulu.
(Baca Juga: Underpass Bandara Longsor, Ayah Mukhmainah: Bukan karena Alam Saja!)
Selama berjam-jam lamanya pula, keduanya berjuang bertahan hidup di dalam mobil yang sudah ringsek tertimpa beton seberat 60 ton dan material longsoran lainnya. Ayah Ina, Syamsuddin Ismail mengatakan, di dalam situasi pada saat terjebak, keduanya masih sempat untuk mengatur posisi agar beton yang jatuh menimpa mobilnya tidak menghimpit tubuh mereka.
“Dia masih sempat atur posisi. Dia masih nggak seketika itu, gebrek turun, nggak. Mereka masih bisa memperbaiki posisi,” ujar Syamsuddin di RS Siloam, Rabu (7/2/2018).
Ia menjelaskan, kondisi keduanya duduk pada bagian depan mobil dan mengalami gencetan dengan jarak beberapa sentimeter saja dari atap mobil.
“Putri agak mendingan karena dia dipinggir. Posisinya saat kejadian mereka langsung buang badan ke kanan. Putri ke depan arah stir, kalau Ina miring kanan ke arah kursi supir,” tuturnya.
Selama proses evakuasi, keduanya terus diajak berkomunikasi oleh tim evakuasi untuk menjaga kesadarannya. Keduanya pun saling berbagi minum dan oksigen yang diberikan oleh tim.
Pasalnya, hanya tangan Putri lah yang masih dapat bergerak meraih bantuan, sementara Ina tertahan seat belt sehingga sulit untuk bergerak banyak. Seat belt itu pula lah yang menyebabkan proses evakuasinya berjalan lama.
“Selama proses evakuasi keduanya masih sadar, saya minta terus beristighfar, semangat, kita lagi usahain buat mengevakuasi mereka. Mereka juga dikasih oksigen dan saling berbagi di dalam,” tuturnya.
(Baca Juga: Mukhmainah Belum Tau Jika Putri Meninggal Pasca-Longsor Underpass Bandara)
Bahkan, Ina pun sempat meminta teh untuk Putri lantaran sahabatnya tersebut sedang menunaikan puasa. “Ya, dia minta teh buat Putri karena lagi puasa. Yang puasa hanya Putri, kalau anak saya enggak. Mereka ini bersahabat sudah satu tahun belakangan, kalau pulang kerja selalu bareng,” kata Syamsuddin.
Namun takdir berkata lain, Dianti Putri yang sempat menjalani perawatan pun dinyatakan meninggal dunia di RS Mayapada pukul 06.45 WIB akibat patah leher, patah pangkal paha dan gagal jantung yang dialaminya. Sementara, hingga kini Ina, masih menjalani perawatan intensif di RS Siloam, Kabupaten Tangerang.
(fid)