Berambisi Keliling Solo dari Udara, Pria Ini Rakit Pesawat Bermodal Rp22 Juta

SUKOHARJO – Obsesinya ingin melihat daerahnya Kabupaten Sukoharjo, Jawa Tengah dari atas udara, mendorong Tekswan Purbobusono (65) warga Dukuh Tempel, Desa Pondok, Kecamatan Grogol ini membuat pesawat sendiri.

Meski harus merogok kocek pribadi hingga Rp 22 juta, tak menyurutkan tekad dari pria yang tak lagi muda ini untuk terbang diudara.

Berbekal bahan material dari aluminium bekas yang digunakan untuk membuat badan pesawat mini, Tekswan yang biasa dipanggil Leo akhirnya mulai berkreasi.

Selama dua tahun, pria yang sehari-hari berprofesi sebagai tukang servis elektronik ini terus bergulat menyelesaikan pesawat mini pribadinya.

“Kesibukan (merakit) saya lakukan diluar waktu kerja. Jadi gak menganggu kerja sehari-hari. Meski dana yang saya keluarkan tidaklah sedikit, pesawat ini harus jadi. Itu ambisi saya,” jelas Leo kepada sejumlah wartawan, Senin (26/2/2018).

Diakui Leo, saat awal pengerjaan tak muda bagi dirinya untuk menemukan bentuk pesawat pribadinya. Beragam disain yang ada dipikirannya, dipadukan dengan gambar-gambar pesawat, dicoba Leo dalam sketma gambarnya.

Setelah gambar jadi, ‎Leo pun mulai berburu peralatan dan bahan membuat pesawat dibelinya di pasar barang bekas (klitikan) dimana dirinya biasa membeli spare part sepeda motor dengan harga miring.

Agar pembuatan pesawat lancar, Leo membagi empat bagian pembuatan badan pesawat.

“Saya bagi empat pembagian saat pengerjaan. Mulai dari badan pesawat [fuselage], sayap [wing], belakang pesawat [empennage] serta roda pendarat,” terangnya.

Meski belum selesai sepenuhnya, namun berat badan pesawat ini, ungkap Leo, mencapai 100 kilogram dan panjang sekitar 5 meter ini pengerjaannya sudah 80 persen.

Desain pesawat dibuat seperti pesawat tempur dengan dua tempat duduk, pilot dan co pilot. Tinggal membuat sayap pesawatnya.

“Tinggal membuat sayap pesawat lantaran terkendala dana. Total sudah sekitar Rp. 22 juta habis untuk membuat pesawat (mini),” jelasnya.

‎Leo mengaku sudah melakukan ‎uji coba untuk jalan didarat. Sekedar menjajal mesin pendorong.

Itupun hanya di seputaran lingkungan kampungnya. Saat melakukan uji coba Leo menggunakan bahan bakar yang biasa digunakan untuk sepeda motor atau mobil. Leo optimi karyanya ini bisa terbang di angkasa sesuai impiannya.

“Kalau sudah lengkap (sayap terpasang) akan saya uji coba terbang di landasan pacu di Pantai Depok, Bantul, Yogyakarta. Saya yakin terbang karena sudah diperhitungkan secara teknis,” pungkasnya.

(muf)