JAKARTA – Gempa bumi berkekuatan 7,4 skala richter yang kemudian disusul dengan tsunami melanda Palu, Sulawesi Tengah, membuat sebuah Kapal Perintis Nusantara 39 terseret hingga ke daratan.
Sesditjen Perhubungan Laut Kemenhub, Arif Toha mengatakan terkait kapal yang terseret hingga ke darat, pihak Kemenhub akan segera melakukan tindakan.
“Untuk kapal yang mengalami gangguan saat tsunami ada di Pelabuhan Wani, satu kapal Nusantara 39 tidak rusak jadi terangkat ke daratan,” ungkap Arif di Kantor Kemenhub, Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Sabtu (29/9/2018).
Saat ini, Kapal Perintis Nusantara 39 masih beridiri kokoh. Akan tetapi, Arif mengatakan, pihak Kemenhub bersama dengan operator kapal berupaya mengembalikan posisi kapal itu ke lautan.
“Belum bisa dibalikin ke laut, Kapal Perintis terangkat sehingga di dermaga, jadi kapal berdiri kokoh. Belum dikembalikan ke air, sedang diupayakan dengan operator kapal,” tandasnya.
Sebagaimana diketahui, gempa berkekuatan 7,4 SR mengguncang kepulauan Sulawesi Tengah sekira pada pukul 17.02 WIB. Gempa tersebut menimbulkan tsunami atau gelombang tinggi di bagian pesisir Kabupaten Donggala, Mamuju Utara, dan Palu.
Hingga siang ini, BNPB mencatat, ada 384 korban meninggal dunia pasca-kejadian Gempa Bumi dan Tsunami di Kota Palu, Sulawesi Tengah (Sulteng). Sementara, Kabupaten Donggala belum bisa terindentifikasi jumlah korban lantaran jaringan komunikasi lumpuh.
(wal)