SDIT Insan Cendekia Bangkinang Gelar Seminar Smart Parenting 2019

BANGKINANG – Sekolah Dasar Islam Terpadu (SDIT) Insan Cendekia Bangkinang menggelar kegiatan seminar Smart Parenting (seminar pendidikan anak untuk orang tua) tahun 2019, yang digelar di auditorium STIE Bangkinang jalan A. Rahman Saleh Bangkinang, Sabtu (26/1/19). Kegiatan parenting kali ini mengangkat tema “Menjadi Orang Tua Hebat Demi Masa Depan Anak”.

Seminar ini dibuka secara resmi oleh Ketua Yayasan Ulil Albab Zulhermis. Hadir pada kesempatan tersebut Ketua STIE Bangkinang Zulher yang juga mantan Sekda Kabupaten Kampar beserta dosen dan pengurus STIE, guru-guru TK dan wali murid SDIT Insan Cendekia. Jumlah peserta sebanyak 300 orang.

Pihak sekolah mengundang narasumber Hasbi dari Kota Padang. Hasbi merupakan lulusan Master of Educational Management Flinders University of South Australia dan Sarjana Sastra Universitas Andalas Padang.

Hasbi merupakan narasumber berpengalaman dan bersertifikat dibidang parenting. Ia mengantongi sertifikat Certified Experiential Learning Facilitator by BNSP. Ia pernah menjadi trainer di Jakarta, Bandung, Bogor, Solo, Malang, Surabaya, Lampung Palembang, Padang, Bukittinggi, Pekanbaru, Jambi, Medan, Makasar, Mamaju dan Gorontolo.

Kepala Sekolah SDIT Insan Cendekia Bangkinang, Indra Sadri Anri dalam sambutannya menyampaikan bahwa pelaksanaan seminar Smart Parenting ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan kepada orang tua bagaimana mendidik anak yang benar dan baik. Kemudian juga sebagai sarana silahturahmi antara orang tua, guru dan yayasan.

Sekaligus juga untuk promosi sekolah SDIT Insan Cendekia. “Makanya pada kesempatan ini kami juga mengundang guru-guru TK untuk menyampaikan program-program SDIT,” ujar Indra.

Kemudian Ketua Yayasan Ulil Albab Bangkinang Zulhermis menyampaikan penjelasan bagaimana perjalanan SDIT Insan Cendekia Bangkinang mulai berdiri tahun 2000 lalu hingga kini. Ia menyampaikan keunggulan sekolah SDIT Insan Cendekia. “Pendidikan disekolah ini bertujuan untuk mendidik anak berakhlak mulia, mandiri, bermanfaat bagi orang lain, cerdas dan menjadi pemimpin,” ujarnya.

Sementara itu narasumber Hasbi, dalam paparannya, menjelaskan 12 (dua belas) prinsip menjadi orang tua cerdas, yakni, The MAP is not the Territory, penolakan anak hanya tanda kurangnya RAPPORT (keakraban), tidak ada anak yang sulit, hanya orang tua yang kurang fleksibel dan tidak ada kegagalan, hanya feedback (masukan). Serta pembiaran, pembenaran, Children see children do, ingat usia anak, ingat peran terbaik yang bisa orang tua mainkan.

Selanjutnya hindari membanding-bandingkan every child is unique, anak adalah generasi masa depan, lepaskan ia dari beban masa lalu orang tua, Apresiatif kreatifitas anak, inisiatif anak, dan karya mereka. Dan orang tua sudah memiliki sumberdaya yang cukup untuk membuat keadaan jauh lebih baik. Mau belajar untuk perbaikan. Serta be reflective, sadar dengan gaya parenting orang tua.

Dalam sesi diskusi banyak pertanyaan yang muncul dari peserta seperti sejak kapan mulai mendidik anak berkarakter, bagaimana membentuk anak lebih terbuka, bagaimana tips mendidik anak bagi orangtua yang memiliki waktu sedikit bersama anak dan banyak lagi pertanyaan lain yang sampaikan peserta.

Seluruh pertanyaan dijawab secara jelas dan gamblang oleh narasumber. Diakhir jawaban narasumber menantang orang tua untuk membiasakan lima hal kepada anak yakni, Terimakasih pada anak, Cium tangan anak, Memeluk anak, Mencatat kebaikan anak, Mengajarkan apa yang didapat orang tua.

Untuk menyemarakkan kegiatan pihak panitia juga menyediakan doorprize bagi peserta, seperti peserta yang membuat puisi terbaik, peserta yang hadir berpasangan, peserta yang bertanya, peserta yang mampu menjawab pertanyaan dan lain sebagainya. Pelaksanaan seminar berjalan lancar, tertib dan semarak.