PEKANBARU – Berdasarkan informasi dari Badan Meteorologi, Klimatologi dan Geofisika (BMKG) musim kemarau kering ekstrim melanda hampir diseluruh Indonesia, juga dirasakan di Provinsi Riau. Bahkan BMKG memprediksi kemarau kering ekstrem ini hingga September dan Oktober masuk musim pancaroba.
Disela-sela pengecekan kebakaran hutan dan lahan (karhutla) disejumlah daerah di Riau, Gubernur Riau Drs H Syamsuar MSi mengatakan kepada GoRiau.com, dirinya sudah menginstruksikan bupati dan walikota untuk melakukan salat istisqa (salat meminta hujan, red).
“Iya, saya sudah minta kepada bupati dan walikota, serta ulama melaksanakan salat istisqa. Kita di provinsi juga akan melakukan hal yang sama,” kata Syamsuar, Sabtu (10/8/2019).
Tujuan salat istisqa, dikatakan Syamsuar, untuk memadamkan karhutla di Provinsi Riau. Dengan turunnya hujan setelah salat istisqa, mampu memadamkan api yang ada di lahan yang terbakar dan menghilangkan asap.
“Saat saya meninjau api dibeberapa titik sudah mulai padam, namun asap masih ada karena angin kencang. Satgas darat dan udara masih melakukan upaya pemadaman dan pendinginan di lahan yang terbakar,” ungkap Syamsuar.
Berdasarkan informasi dari BMKG yang diterima GoRiau.com sore ini pukul 16.00 WIB, ada 4 titik hotspot yang terpantau satelit Terra dan Aqua. Keempat titik tersebut berada di Kabupaten Indragiri Hulu.
Sementaa jarak pandang sore ini di Kota Dumai sejauh 5 kilometer dengan kondisi berasap. Di Kota Pekanbaru jarak pandang 8 kilometer dengan kondisi berasap. Sementara di Rengat dan Pelalawan jarak pandang 7 kilometer.