Pandemi Virus Corona, Warga AS Antre Beli Senjata

BOISE – Sejumlah warga Amerika Serikat (AS) terlihat mengantre di sebuah toko senjata di Metro Atlanta juga di Los Angeles. Sementara toko senjata di idaho sudah membatasi penjualan senjata api, karena dagangan mereka hampir habis.

Sama seperti toko yang menjual bahan makanan, senjata dan amunisi mulai kosong di toko senjata di AS.

Seorang penjaga toko senjata mengatakan, orang-orang membeli senjata dipicu situasi putus asa dan tak terkendali akibat pandemi virus corona. Oleh karenanya, banyak warga AS yang sengaja membeli senjata demi melindungi diri mereka sendiri.

“Ini sudah gila,” kata Jay Wallace mengutip AP News, Selasa (17/3/2020).

Wallcae pemilik toko Adventure Outdoors di Smyrna, Georgia, menambahkan bahwa penjualan amunisi naik lima kali lipat dari biasanya. Ia menilai situasi tersebut seperti serial fiksi. “Ini seperti episode Rod Serling‘ Twilight Zone’,” kata Wallace.

Baca juga: Polisi Yunani Tangkap 127 Orang yang Melanggar Perintah Karantina

Baca juga: Prancis Larang Warga Keluar Rumah demi Cegah Corona, Melanggar Didenda Rp2,2 Juta

Peningkatan pembelian senjata dan amunisi membuat khawatir para pejabat pemerintah.

Foto/Okezone

Seorang walikota di Illinois baru-baru ini menandatangani perintah eksekutif yang akan memberinya hak untuk melarang penjualan senjata atau amunisi, begitu juga walikota New Orleans.

Betsy Terrell, seorang warga berusia 61 dari Decatur, Georgia, membeli senjata setelah melihat kekacauan di toko makanan yang menunjukkan orang-orang mengantre dan menimbun barang.

Dia merasa wilayah metro Atlanta sudah memiliki banyak kejahatan. Dia khawatir jika ekonomi meningkat, kejahatan akan semakin meningkat.

“Saya mulai melihat orang-orang bertingkah aneh. Itu agak mengerikan,” katanya. “Saya merasa ada potensi pergolakan politik. Menakutkan. Baru sekarang saya merasakan kebutuhan untuk membeli senjata untuk melindungi diri saya sendiri,” tuturnya.

Terrell pun pergi ke Cabela dan kaget melihat antrean di luar toko. Banyak senjata juga sudah habis dan amunisi juga, tetapi ia akhirnya membeli pistol Glock 42.

“Saya harap tidak pernah menyentuhnya [pistol], saya akan senang,” katanya.

Kasus virus corona di AS, menurut data Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) per 16 Maret, mencapai 1678, dan 41 kematian.

(fzy)