BENGKALIS – Peringatan Hari Pendidikan Nasional (Hardiknas) Tahun 2019 tingkat Kabupaten Bengkalis menjadi hari bahagia bagi 3 kepala sekolah (Kasek) dan 4 guru berprestasi karena mereka menerima hadiah berupa uang masing-masing Rp5 juta.
Hadiah tersebut diserahkan Kepala Pengadilan Agama Bengkalis, Khoiriyah Roihan usai pelaksanaan upacara Hardiknas di Lapangan Tugu Bengkalis, Kamis (2/5/2019).
Kepala Dinas Pendidikan Bengkalis Edi Sakura diwakili Sekretaris Agusilfridimalis mengatakan, ke-7 insan pendidikan berpestasi dan berdedikasi tersebut dari tingkat SMP, SD dan TK.
Untuk kategori Kasek yang berprestasi adalah Supa’at bertugas di SMP Negeri 3 Bantan dan Sutaryono bertugas di SD Negeri 48 Bengkalis. Sedangkan Retno Pamungkas sebagai Kasek berdedikasi di SD Negeri 10 Talang Muandau.
Sedangkan kategori guru berprestasi diraih Tina Murdianti dari SMP Negeri 2 Bantan. Lalu Andrianti guru SDN Negeri 40 Mandau dan Welly Nursanti guru dari TK Negeri Pembina Bengkalis. Sedangkan, Ismail sebagai guru berdedikasi di SD Negeri 8.
Sekda Pembina
Upacara Hari Pendidikan Nasional Tingkat Kabupaten Bengkalis bertindak sebagai pembina Sekda H Bustami HY.
Sekda pada kesempatan itu membacakan pidato Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia, Muhadjir Effendy.
Dalam pidatonya, Bustami mengajak seluruh stakholder untuk merenungi dan meresapi peringatan Hardiknas yang pada kali ini mengusung tema menguatkan pendidikan, memajukan kebudayaan.
“Tema ini mencerminkan pesan penting Ki Hajar Dewantara, terkait hubungan pendidikan dan kebudayaan guna menciptakan insan yang berkualitas,” ujarnya.
Dalam perspektif Kemendikbud, sambungnya, pembangunan insan berkualitas menekankan dua penguatan, yaitu pendidikan karakter dan penyiapan generasi terdidik yang terampil dan cakap dalam memasuki dunia kerja.
“Pendidikan karakter dimaksudkan untuk membentuk insan berakhlak mulia, sopan santun, tanggung jawab, serta budi pekerti yang luhur,” ujarnya.
Semakin pesatnya perkembangan teknologi, menurut Kemendikbud hal tersebut dapat mempengaruhi cara berpikir, berperilaku dan karakter peserta didik. Oleh karena itu, peserta didik harus memiliki karakter dan jati diri bangsa.
“Saat ini peserta didik kita didominasi generasi yang terlahir di era digital. Mereka lebih mudah menyerap teknologi baru. Hal ini bisa dimanfaatkan oleh sekolah dan guru untuk menerapkan pendidikan berbasis teknologi digital, dengan sentuhan budaya Indonesia,” ungkapnya.